Isnin, 27 Mei 2013
AFP
Seorang tentera Israel nampak berjaga di dekat sistem
persenjataan anti-roket Iron Dome yang dipasang di dekat kota Haifa,
wilayah utara Israel yang dekat dengan perbatasan Lebanon.
BEIRUT, KOMPAS.com -
Sehari setelah dua roket Grad meledak di sebuah daerah Hezbollah yang
dihuni mayoriti warga Syiah di Beirut, pada Isnin (27/5/2013), sebuah
roket ditembakkan ke wilayah Israel dari Lebanon selatan. Demikian
laporan koresponden Al Arabiya.
Sejauh ini belum diperoleh khabar atau reaksi dari Israel terkait penembakan roket dari Lebanon ini.
Sementara itu, dua roket Grad yang meledak pada 26/5/2013 , di kawasan Al-Shayyah, Beirut, Lebanon, mencederakan paling sedikit lima orang.
Banyak kalangan di Lebanon percaya serangan roket itu adalah respon dari pidato pimpinan Hezbollah Hassan Nasrallah sehari sebelumnya.
Dalam pidato yang dibacakan pada peringatan 13 tahun mundurnya Israel dari Lebanon itu, Hassan Nasrallah bersumpah akan terus bertempur bersama Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Satu roket Grad mendarat di dekat daerah Mar Mikhael di bahagian selatan Beirut. Roket itu menghantam sebuah pameran kereta dekat sebuah gereja dan mencederakan empat orang.
Satu roket lagi menghajar tingkat dua sebuah apartemen di daerah Chiyah, juga di wilayah selatan Beirut, sekitar dua kilometer dari lokasi roket pertama.
Akibat ledakan roket itu, balkoni apartemen tersebut hancur. Beruntung tidak jatuh satupun korban.
Seorang anggota keselamatan Lebanon kepada kantor berita AP mengatakan peluncur kedua roket itu ditemukan di sebuah hutan di wilayah yang banyak dihuni warga Kristen dan Druze, di sebelah tenggara Beirut.
Tentera Pembebasan Suriah (FSA) membantah terlibat dalam serangan dua roket itu. FSA justru menuding Hezbollah dan rezim Suriah menjadi biang kerusuhan di Lebanon.
Sedangkan Ketua Liga Arab Nabil Al-Araby mendesak Hezbollah agar mengakhiri keterlibatannya di Suriah. Araby juga mengecam serangan dua roket Grad itu dan kekerasan sektarian yang masih berlangsung di kota Tripoli.
Sejauh ini belum diperoleh khabar atau reaksi dari Israel terkait penembakan roket dari Lebanon ini.
Sementara itu, dua roket Grad yang meledak pada 26/5/2013 , di kawasan Al-Shayyah, Beirut, Lebanon, mencederakan paling sedikit lima orang.
Banyak kalangan di Lebanon percaya serangan roket itu adalah respon dari pidato pimpinan Hezbollah Hassan Nasrallah sehari sebelumnya.
Dalam pidato yang dibacakan pada peringatan 13 tahun mundurnya Israel dari Lebanon itu, Hassan Nasrallah bersumpah akan terus bertempur bersama Presiden Bashar al-Assad di Suriah.
Satu roket Grad mendarat di dekat daerah Mar Mikhael di bahagian selatan Beirut. Roket itu menghantam sebuah pameran kereta dekat sebuah gereja dan mencederakan empat orang.
Satu roket lagi menghajar tingkat dua sebuah apartemen di daerah Chiyah, juga di wilayah selatan Beirut, sekitar dua kilometer dari lokasi roket pertama.
Akibat ledakan roket itu, balkoni apartemen tersebut hancur. Beruntung tidak jatuh satupun korban.
Seorang anggota keselamatan Lebanon kepada kantor berita AP mengatakan peluncur kedua roket itu ditemukan di sebuah hutan di wilayah yang banyak dihuni warga Kristen dan Druze, di sebelah tenggara Beirut.
Tentera Pembebasan Suriah (FSA) membantah terlibat dalam serangan dua roket itu. FSA justru menuding Hezbollah dan rezim Suriah menjadi biang kerusuhan di Lebanon.
Sedangkan Ketua Liga Arab Nabil Al-Araby mendesak Hezbollah agar mengakhiri keterlibatannya di Suriah. Araby juga mengecam serangan dua roket Grad itu dan kekerasan sektarian yang masih berlangsung di kota Tripoli.
Sumber :AP/Reuters/Al Arabiya
Editor :Ervan Hardoko
No comments:
Post a Comment