Sudah tahu Islam
melarang lesbian mereka menikah dengan cara Islam pula, entah memang
dunia ini sudah mulai renta atau telah kembali ke zaman jahiliyah lagi.
Sarah dan Asra bertemu pada Ramadan tiga tahun lalu. Mereka berkenalan
di sebuah acara buka puasa. “Kami berbincang, lalu sepakat untuk
berkasih,” kata Asra seperti dikutip dari BBC.
Ketika berkasih, Asra
dan Sarah berbicara dari hati ke hati, bertukar pengetahuan tentang
Islam. “Empat jam kami berbincang, mulai dari makan malam, minum kopi,
berjalan kaki,” ujar Sarah. Satu jam setelah berkasih, Sarah langsung
mengajak Asra menikah. “Terdengar aneh, tapi kami ingin melakukannya
secara terhormat.”
Asra menerima ajakan
menikah Sarah. Mereka setuju untuk melakukan pernikahan secara Islam.
Masalah muncul, tradisi nikah secara Islam biasanya dilakukan oleh
pasangan lelaki dan perempuan. “Beberapa teman mengatakan, kamu tidak
perlu Imam resmi, tapi kamu perlu mendatangkan seseorang yang mengetahui
Islam dan mengerti Quran,” kata Sarah.
“Akhirnya ada teman kami yang mahu menjadi Imam nikah, dia lesbian juga dan dia katakan upacara pernikahan ini boleh dilakukan di rumahnya.” Tiga bulan setelah Sarah melamar, hari yang ditunggu itu datang. Asra mengenakan baju tradisional Pakistan, shalwar kameez dan Sarah mengenakan gaun merah muda.
“Akhirnya ada teman kami yang mahu menjadi Imam nikah, dia lesbian juga dan dia katakan upacara pernikahan ini boleh dilakukan di rumahnya.” Tiga bulan setelah Sarah melamar, hari yang ditunggu itu datang. Asra mengenakan baju tradisional Pakistan, shalwar kameez dan Sarah mengenakan gaun merah muda.
“Sebenarnya aku ingin
mengenakan gaun kulit tapi Asra tidak setuju,” ujar Sarah. Sarah dan
Asra juga menyiapkan sepasang cincin yang dibeli di Camden market.
Mereka juga menyiapkan perjanjian menikah. “Kami melihat contoh
perjanjian menikah pasangan berbeda jenis di internet,” kata Sarah.
Dalam perjanjian menikah
itu, Sarah mencantumkan seekor anjing. Bila mereka berpisah, anjing itu
tetap milik Sarah. “Aku takut anjing itu diambil Asra,” ujar Sarah.
Selain cincin, perjanjian menikah, mereka juga menyiapkan mahar senilai 5
poundsterling . Mahar itu hanya simbol, tapi
sampai saat ini mereka masih menyimpan mahar itu.
Upacara pernikahan Sarah
dan Asra dihadiri enam teman mereka, selain menjadi tamu, enam orang
itu menjadi saksi. Pernikahan mereka juga disaksikan seekor kucing.
Seremoni ini berjalan dalam bahasa Arab, tahap-tahapan mereka menikah
pun layaknya pasangan berbeda jenis.
Asra dan Sarah menikah
secara Islam, namun perjalanan mereka tak mudah. Selain pernikahan
sesama jenis ini tidak diperbolehkan secara akidah Islam, orang tua Asra
juga menentang.
“Sangat sulit buatku
untuk memberitahu kepada keluarga bahawa aku lesbian, mereka tahu aku
religius, tapi untuk mengakui aku lesbian sangat sulit,” katanya. Hal
berbeda dialami Sarah, sebab dia tumbuh bukan sebagai Muslim. Dia baru
menjadi muslim lima tahun lalu. Keluarga Sarah juga menerima bahawa dia
seorang lesbian. Namun sepertinya, kata Sarah, mereka ingin aku tidak
menjadi Muslim.
Sarah dan Asra tahu
mereka melawan dunia, pernikahan mereka juga ditentang mayoriti
akademisi Muslim, tapi Sarah merasa itu bukan urusan orang lain. “Ini
hubungan antara aku dan Tuhan, mungkin pernikahan ini bukan yang ideal,
tapi kami mencuba yang terbaik.”
Jumlah umat muslim di
Inggeris terus bertambah tiap tahun. Sebuah studi memperkirakan satu dari
sepuluh warga Inggeris beragama Islam pada 2030. Gelombang Islam ini
juga menyentuh kaum gay di Inggeris. Muslim gay ini bukan hanya berjuang
untuk persamaan hak sebagai individu tapi juga persamaan dalam hal
menikah.
Beberapa kelompok yang
membela kaum gay Muslim di Inggeris mulai muncul. Kelompok itu di
antaranya, Imaan dan Safra Project. Seorang tokoh yang mengadvokasi
pernikahan gay Muslim adalan Imam asal Amerika, Daayiee Abdullah, yang
juga seorang gay. Daayiee Abdullah telah menikahkan beberapa gay di
Amerika. Dia juga memberi nasihat kepada gay Muslim di Inggris bagaimana
cara melakukan pernikahan secara Islam.
“Kerana hukum Islam
tidak memungkinkan sesama jenis untuk menikah, banyak yang bilang
mustahil sesama jenis boleh menikah,” kata Daayiee Abdullah. Tapi, lanjut
Daayiee, bila tidak mengizinkan pasangan sesama jenis untuk menikah
maka ada pertentangan dengan pesan dalam Quran yang mengatakan setiap
orang memiliki pasangan yang membawa kenyamanan. Menikah seorang lesbian
yang menikahkan seorang gay cocok benar dah nih dunia.
No comments:
Post a Comment