China mungkin akan segera menjadi tempat kelahiran separuh billionair
dunia, tapi Singapura boleh bertepuk dada kerana
disebut-sebut sebagai kota terkaya di dunia ini. Singapura kini
merupakan tempat utama para taipan dunia buat menghabiskan fulus mereka.
Sejumlah orang kaya dan terkenal di serata bumi telah memindahkah kekayaannya ke negeri mini di Asia Tengggara itu. Sebut saja, misalnya, taipan perusahaan telekom India Bhupendra Kumar Modi, bintang superstar Cina Gong Li dan Jet Li, billionair New Zealand, Richard Chadler, dan investor termasyhur Amerika Syarikat Jim Rogers.
Satu dari enam jumlah isi rumah di Singapura memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 1 juta . Hal ini mencerminkan arus kegiatan ekonomi global mulai mengarah ke Asia.
Dengan sewa rendah, pemerintah bebas rasuah, serta penegakan undang-undang yang pasti, para jutawan dunia berbondong-bondong menanamkan investasi, memilih properti, dan menetap di Singapura.
Namun demikian, sementara orang-orang kaya bersenang-senang di negeri ini, penduduk setempat berjuang keras guna menghadapi biaya hidup yang kian melambung di sini.
Keadaan demikian membuat warga Singapura yang berpenghasilan pas-pasan angkat bicara pada 14 Februari 2013 di depan bangunan Parlimen. Mereka menuntut agar pemeringah membatasi gerak kaum imigran. Dalam "Kertas Putih" yang belum lama ini dibahas Parlimen disebutkan bahawa penduduk Singapura pada 2030 akan mencapai 6.9 juta--separuhnya adalah kaum imigran.
Data statistik menunjukkan 20 persen upah minimum di Singapura jatuh hingga 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sementara kaum mapan, penghasilannya terus menanjak mencapai 30 persen.
"Ini adalah episode aliran, kita harus berbicara," tulis Nicholas Fang, Direktur Eksekutif Singapore Institute of International Affairs dalam akaun Twitter.
Melebarnya jurang antara kelompok bawah dan atas membuat teriakan jaring pengaman sosial untuk kaum miskin kian keras. Ini membuat pajak harus dinaikkan. Nah, selanjutnya, dapatkah Singapura mempertahankan menjadi negara kota terkaya di dunia dalam waktu lama atau segera berakhir.
Sejumlah orang kaya dan terkenal di serata bumi telah memindahkah kekayaannya ke negeri mini di Asia Tengggara itu. Sebut saja, misalnya, taipan perusahaan telekom India Bhupendra Kumar Modi, bintang superstar Cina Gong Li dan Jet Li, billionair New Zealand, Richard Chadler, dan investor termasyhur Amerika Syarikat Jim Rogers.
Satu dari enam jumlah isi rumah di Singapura memiliki kekayaan bersih sekitar US$ 1 juta . Hal ini mencerminkan arus kegiatan ekonomi global mulai mengarah ke Asia.
Dengan sewa rendah, pemerintah bebas rasuah, serta penegakan undang-undang yang pasti, para jutawan dunia berbondong-bondong menanamkan investasi, memilih properti, dan menetap di Singapura.
Namun demikian, sementara orang-orang kaya bersenang-senang di negeri ini, penduduk setempat berjuang keras guna menghadapi biaya hidup yang kian melambung di sini.
Keadaan demikian membuat warga Singapura yang berpenghasilan pas-pasan angkat bicara pada 14 Februari 2013 di depan bangunan Parlimen. Mereka menuntut agar pemeringah membatasi gerak kaum imigran. Dalam "Kertas Putih" yang belum lama ini dibahas Parlimen disebutkan bahawa penduduk Singapura pada 2030 akan mencapai 6.9 juta--separuhnya adalah kaum imigran.
Data statistik menunjukkan 20 persen upah minimum di Singapura jatuh hingga 10 persen dalam sepuluh tahun terakhir ini. Sementara kaum mapan, penghasilannya terus menanjak mencapai 30 persen.
"Ini adalah episode aliran, kita harus berbicara," tulis Nicholas Fang, Direktur Eksekutif Singapore Institute of International Affairs dalam akaun Twitter.
Melebarnya jurang antara kelompok bawah dan atas membuat teriakan jaring pengaman sosial untuk kaum miskin kian keras. Ini membuat pajak harus dinaikkan. Nah, selanjutnya, dapatkah Singapura mempertahankan menjadi negara kota terkaya di dunia dalam waktu lama atau segera berakhir.
sumber:suatu dunia

No comments:
Post a Comment