Thursday, June 27, 2013

Wartawan India Dikecam kerana Melaporkan Berita Sambil Digendong Mangsa Banjir

Rabu, 26 Jun  2013 
Foto ini diambil dari video yang diunggah ke   YouTube menampilkan ketika seorang wartawan televisyen India digendong seorang mangsa banjir ketia t melaporkan berita untuk stesyen televisyen  tempatnya bekerja. | YouTube/Sydney Morning Herald

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang wartawan televisyen India mempertahankan keputusannya melaporkan banjir dahsyat di wilayah utara negeri itu sambil digendong seorang mangsa banjir.

Narayan Pargaeien, yang bekerja untuk stesyen televisyen lokal News Express, kepada web berita India, newslaundry.com mengatakan, semua kritik yang diarahkan kepadanya akibat insiden itu tidak adil.

"Orang mengatakan bahawa kami tidak berperi kemanusiaan dan salah. Namun kenyataannya kamu justru menolong sejumlah orang di sana," kata Narayan.

Narayan mengatakan bahawa laki-laki yang menggendongnya itu   memintanya naik ke pundaknya sebagai satu bentuk penghormatan.

Di televisyen jelas terlihat tubuh laki-laki itu bergoyang-goyang kerana menahan beban di pundaknya sambil berdiri di genangan air yang cukup dalam.

"Lelaki itu ingin melakukan sesuatu untuk menghormati saya kera na itu kali pertama seseorang sekelas saya datang ke kediamannya," kata Narayan.

"Jadi, sambil menyeberangi sungai dia menawarkan untuk menggendong saya, ketika saya melaporkan berita," lanjut Narayan.

Narayan juga menyalahkan sang cameraman kerana mengambil seluruh gambar yang menunjukkan dia duduk di atas pundak mangsa banjir. Narayan juga menuduh si cameraman mengunggah video itu ke internet.

"Saya seharusnya hanya dirakam dari dada ke atas. Ini sepenuhnya salah cameraman, yang ingin merosak karier saya dengan mengambil gambar dari kejauhan dan kemudian merilis video itu," tuduh Narayan.

"Saya juga salah. Itu adalah satu kesalahan yang saya buat dan waktu yang salah untuk mengambil gambar," tambah dia.

Setelah video itu diunggah ke   YouTube sejak Sabtu (22/6/2013), video ini sudah ditonton hampir 12,000 orang.
Sumber : AFP
Editor : Ervan Hardoko

No comments:

Post a Comment