1 Julai 2013
Prajurit Angkatan Darat Syria
menguasi desa Dumayna Barat, sekitar tujuh kilometer sebelah utara dari
kota Qusayr di Provinsi Homs, yang dikuasai pemberontak. Pasukan
pemerintah menguasai tiga desa di sekitar Qusayr sehingga memutus jalur
pasokan logistik untuk para pemberontak di dalam kota. | JOSEPH EID /
AFP
DAMASKUS, KOMPAS.com — Perang saudara yang sudah
terjadi lebih dari dua tahun di Syria, telah menghancurkan 9,000
bangunan milik pemerintah dan mengakibatkan kerugian setidaknya 15 billion dollar AS
Dalam pernyataan yang dimuat sejumlah harian terbitan Syria,Menteri Administrasi Syria Omar Al Ibrahim Ghalaounji mengatakan, kerugian sebesar itu dihitung sejak Mac 2011 saat pemberontakan pembangkang dimulai.
Sementara itu, mantan Menteri Perancanaan Syria Abdullah al-Dardari, yang memimpin sebuah pasukan penghitung biaya rekonstruksi pascaperang, memperkirakan kerugian total Syria akibat perang mencecah 60-80 billion dollar AS.
Kepada Associated Press, Abdullah mengatakan, ekonomi Syria menyusut 35 persen. Sebelum perang, ekonomi negeri ini tumbuh enam persen setahun.
Akibat perang, hampir 40 persen GDP Syria hilang, dan cadangan wang negara di luar negeri hampir habis.
Selain itu, angka pengangguran Syria juga meningkat yakni mencapai 2.5 juta orang dibandingkan sebelum perang yang hanya mencapai 500,000 orang.
Nilai tukar mata wang Syria juga turun drastis dan mencatat rekod terendah bulan ini menyusul keputusan AS mempersenjatai kelompok pemberontak.
Satu dollar AS kini bernilai 200 poundsterling Syria. Padahal sebelum perang, satu dollar AS setara dengan 47 poundsterling Syria.
Saat konflik pecah, Pemerintah Syria memiliki cadangan kewangan sebesar 17 billion dollar dalam bentuk mata wang asing.
Diyakini, cadangan wang itu menyusut akibat dua pilar utama ekonomi Syria, yaitu eksport minyak mentah dan pelancungan, merosot tajam.
Ekspot minyak menghasilkan delapan juta dollar sehari. Menurut data terakhir, sepanjang 2010, sektor perminyakan ini menyumbang 8 billion dollar AS ke pendapatan negara.
Pemerintah Syria memang tidak mengungkap berapa banyak cadangan wang mereka saat ini. Namun, organisasi Unit Intelijen Ekonomi yang berbasis di London, memperkirakan wang "tabungan" Syria kini tinggal 4.5 billion dollar AS.
Berbagai kemerosotan perekonomian ini disusul merosotnya nilai mata wang poundsterling Syria yang mengakibatkan penderitaan tambahan bagi rakyat negeri itu.
Harga berbagai keperluan pokok melonjak naik sehingga semakin menekan kehidupan warga Syriayang sudah menderita akibat perang.
Harga susu tepung di Syria, sebelum perang hanya 60 pound, sementara saat ini melonjak hingga 160 pound. Harga 18 liter minyak zaitun dua tahun lalu sebesar 3,600 pound, kini melonjak hingga 140,000 pound.
Sementara daging yang dulunya hanya 1,300 pound per kilogram, saat ini boleh ditebus dengan harga lebih mahal, yakni tiga kali gandanya.
Untuk memberi kompensasi kepada rakyat, Presiden Bashar al-Assad menerbitkan dekrit minggu lalu, yaitu menaikkan gaji pegawai negeri dan wang pesara. Namun, hal itu belum menghentikan keluhan warga.
Dalam pernyataan yang dimuat sejumlah harian terbitan Syria,Menteri Administrasi Syria Omar Al Ibrahim Ghalaounji mengatakan, kerugian sebesar itu dihitung sejak Mac 2011 saat pemberontakan pembangkang dimulai.
Sementara itu, mantan Menteri Perancanaan Syria Abdullah al-Dardari, yang memimpin sebuah pasukan penghitung biaya rekonstruksi pascaperang, memperkirakan kerugian total Syria akibat perang mencecah 60-80 billion dollar AS.
Kepada Associated Press, Abdullah mengatakan, ekonomi Syria menyusut 35 persen. Sebelum perang, ekonomi negeri ini tumbuh enam persen setahun.
Akibat perang, hampir 40 persen GDP Syria hilang, dan cadangan wang negara di luar negeri hampir habis.
Selain itu, angka pengangguran Syria juga meningkat yakni mencapai 2.5 juta orang dibandingkan sebelum perang yang hanya mencapai 500,000 orang.
Nilai tukar mata wang Syria juga turun drastis dan mencatat rekod terendah bulan ini menyusul keputusan AS mempersenjatai kelompok pemberontak.
Satu dollar AS kini bernilai 200 poundsterling Syria. Padahal sebelum perang, satu dollar AS setara dengan 47 poundsterling Syria.
Saat konflik pecah, Pemerintah Syria memiliki cadangan kewangan sebesar 17 billion dollar dalam bentuk mata wang asing.
Diyakini, cadangan wang itu menyusut akibat dua pilar utama ekonomi Syria, yaitu eksport minyak mentah dan pelancungan, merosot tajam.
Ekspot minyak menghasilkan delapan juta dollar sehari. Menurut data terakhir, sepanjang 2010, sektor perminyakan ini menyumbang 8 billion dollar AS ke pendapatan negara.
Pemerintah Syria memang tidak mengungkap berapa banyak cadangan wang mereka saat ini. Namun, organisasi Unit Intelijen Ekonomi yang berbasis di London, memperkirakan wang "tabungan" Syria kini tinggal 4.5 billion dollar AS.
Berbagai kemerosotan perekonomian ini disusul merosotnya nilai mata wang poundsterling Syria yang mengakibatkan penderitaan tambahan bagi rakyat negeri itu.
Harga berbagai keperluan pokok melonjak naik sehingga semakin menekan kehidupan warga Syriayang sudah menderita akibat perang.
Harga susu tepung di Syria, sebelum perang hanya 60 pound, sementara saat ini melonjak hingga 160 pound. Harga 18 liter minyak zaitun dua tahun lalu sebesar 3,600 pound, kini melonjak hingga 140,000 pound.
Sementara daging yang dulunya hanya 1,300 pound per kilogram, saat ini boleh ditebus dengan harga lebih mahal, yakni tiga kali gandanya.
Untuk memberi kompensasi kepada rakyat, Presiden Bashar al-Assad menerbitkan dekrit minggu lalu, yaitu menaikkan gaji pegawai negeri dan wang pesara. Namun, hal itu belum menghentikan keluhan warga.
Sumber :
Associated Press
Editor : Ervan Hardoko
No comments:
Post a Comment