- 1 Julai 2013
Sebuah poster raksasa yang
menggambarkan keinginan sebagian warga Mesir yang menuntut Presiden
Mohammad Mursi mundur dari jawatannya terlihat di salah satu sudut
Lapangan Tahrir, Kairo. | Reuters
KAIRO, KOMPAS.com — Di tengah-tengah ribuan orang di
Lapangan Tahrir, Kairo, yang menuntut Presiden Muhammad Mursi undur,
seorang penunjuk perasaan wanita melahirkan seorang bayi perempuan.
Kejadian unik ini terjadi pada 30/6/2013 dini hari. Ayman Zaid, seorang doktor yang bekerja di rumah sakit Lapangan Tahrir, membantu kelahiran bayi perempuan tersebut.
Ibu bayi itu sangat gembira puterinya lahir di saat-saat yang unik seperti itu. Akibat lahir di tengah tunjuk perasaan menentang pemerintah, bayi itu kemudian diberi nama "Tamarod" yang artinya pemberontak.
"Tuhan memberkati bayi Tamarod yang lahir di tengah revolusi," demikian web kelompok oposisi Mesir mengabarkan.
Ribuan warga yang menentang pemerintahan Presiden Muhammad Mursi memenuhi Lapangan Tahrir, Kairo, yang dikenal sebagai pusat perjuangan warga ketika menggulingkan rezim Hosni Mubarak.
Ribuan penunjuk perasaan itu mengacung-acungkan kad merah yang berarti mereka menginginkan Presiden Mursi segera mundur dari jawatannya.
Kelompok pembangkang juga menyerukan pemilihan presiden diadakan lebih awal. Sebab, kelompok pembangkang menilai Pemilihan Presiden 2012 yang menciptakan parlimen, didominasi Ikhwanul Muslimin, dan tidak mewakili seluruh rakyat Mesir.
Dalam sebuah petisen untuk melengserkan Presiden Mursi, kelompok pembangkang mengklaim sudah berhasil mengumpulkan 22 juta tanda tangan.
Jika jumlah ini benar, maka mereka yang menginginkan Mursi undur jauh lebih besar dari perolehan suara Mursi dalam pemilihan presiden. Saat itu Mursi hanya memperoleh 13 juta suara.
Kejadian unik ini terjadi pada 30/6/2013 dini hari. Ayman Zaid, seorang doktor yang bekerja di rumah sakit Lapangan Tahrir, membantu kelahiran bayi perempuan tersebut.
Ibu bayi itu sangat gembira puterinya lahir di saat-saat yang unik seperti itu. Akibat lahir di tengah tunjuk perasaan menentang pemerintah, bayi itu kemudian diberi nama "Tamarod" yang artinya pemberontak.
"Tuhan memberkati bayi Tamarod yang lahir di tengah revolusi," demikian web kelompok oposisi Mesir mengabarkan.
Ribuan warga yang menentang pemerintahan Presiden Muhammad Mursi memenuhi Lapangan Tahrir, Kairo, yang dikenal sebagai pusat perjuangan warga ketika menggulingkan rezim Hosni Mubarak.
Ribuan penunjuk perasaan itu mengacung-acungkan kad merah yang berarti mereka menginginkan Presiden Mursi segera mundur dari jawatannya.
Kelompok pembangkang juga menyerukan pemilihan presiden diadakan lebih awal. Sebab, kelompok pembangkang menilai Pemilihan Presiden 2012 yang menciptakan parlimen, didominasi Ikhwanul Muslimin, dan tidak mewakili seluruh rakyat Mesir.
Dalam sebuah petisen untuk melengserkan Presiden Mursi, kelompok pembangkang mengklaim sudah berhasil mengumpulkan 22 juta tanda tangan.
Jika jumlah ini benar, maka mereka yang menginginkan Mursi undur jauh lebih besar dari perolehan suara Mursi dalam pemilihan presiden. Saat itu Mursi hanya memperoleh 13 juta suara.
Sumber :
Al Arabiya
Editor : Ervan Hardoko
No comments:
Post a Comment