18 Julai 2013
Malala Yousafzai, aktivis remaja
yang nyaris terbunuh ditembak Taliban tahun lalu, berpidato di PBB tepat
pada ulang tahunnya yang ke-16, Jumaat (12/7/2013). Malala mendesak dunia
untuk memberikan akses pendidikan sebesar-besarnya untuk anak-anak. |
STAN HONDA / AFP
PESHAWAR, KOMPAS.com — Seorang komandan senior Taliban
Pakistan, Adnan Rasheed, menulis surat kepada Malala Yousafzai, aktivis
remaja yang ditembak sejumlah militan. Rasheed menuduh Malala telah
"memfitnah" mereka dan mendesak dia untuk pulang ke kampung halamannya
dan bergabung dengan sebuah madrasah.
Sejumlah lelaki bersenjata dari kumpulan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) menembak Malala, yang sekarang berusia 16 tahun, tepat di kepalanya pada Oktober lalu. Penembakan itu dilakukan di kota tempat tinggal gadis itu di Swat, di Pakistan barat laut, di mana dia berkempen hak perempuan untuk pergi ke sekolah.
Jumaat (12/7/2013) lalu, Malala menyampaikan satu pidato yang memukau di PBB. Itu merupakan penampilan publik pertamanya sejak serangan yang hampir menghilangkan nyawanya itu. Dalam pidatonya itu, dia bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya bagi pendidikan dan tidak akan dapat dibungkam oleh kaum militan.
Dalam sepucuk surat terbuka yang dirilis Rabu (17/7/2013), Rasheed, yang merupakan seorang mantan anggota angkatan udara Pakistan yang kini menjadi kader TTP, mengatakan bahawa dia secara peribadi berharap serangan tersebut tidak pernah terjadi. Namun, dia menuduh Malala telah menjalankan "kempen pengkhianatan" melawan militan.
"Sungguh menakjubkan bahawa anda berteriak lantang untuk pendidikan. Anda dan PBB berpura-pura bahawa anda ditembak kerana pendidikan, padahal bukan itu alasannya... bukan kerana pendidikan, melainkan propaganda anda adalah masalahnya," tulis Rasheed. "Apa yang anda lakukan sekarang, anda menggunakan lidah anda atas perintah (orang) yang lain."
Surat itu, yang ditulis dalam bahasa Inggeris, dikirim kepada para wartawan di Pakistan barat laut dan keasliannya telah dipastikan oleh kader senior Taliban yang merupakan rakan dekat Rasheed kepada kantor berita AFP.
Rasheed menuduh Malala hendak mempromosikan sebuah sistem pendidikan yang dimulai penjajah Inggeris untuk menghasilkan "warga berdarah Asia, tetapi bercita rasa Inggeris". Dia menegaskan, para siswa harus mempelajari Islam dan bukan apa yang disebutnya sebagai "kurikulum setan atau sekular".
"Saya menyarankan anda untuk pulang kampung, mengadopsi budaya Islam dan Pashtun, bergabung dengan madrasah khusus perempuan di dekat kota anda, studi dan mempelajari kitab Allah, menggunakan pena anda untuk Islam dan penderitaan umat Muslim," tulis Rasheed.
Ia mengatakan bahawa mulanya dia ingin menulis kepada Malala untuk memperingatkan dia terkait kritikan terhadap Taliban ketika dia menjadi terkenal dengan menulis blog BBC berbahasa Urdu yang mengisahkan kehidupan di bawah aturan militan Islam tahun 2007-2009 di Swat.
Rasheed dijatuhkan hukuman mati terkait sebuah serangan tahun 2003 terhadap penguasa tentera Pakistan ketika itu, Jenderal Pervez Musharraf. Namun, dia berhasil melarikan diri dari tahanan dalam pelarian diri beramai-ramai pada April tahun lalu.
Sejumlah lelaki bersenjata dari kumpulan Tehreek-e-Taliban Pakistan (TTP) menembak Malala, yang sekarang berusia 16 tahun, tepat di kepalanya pada Oktober lalu. Penembakan itu dilakukan di kota tempat tinggal gadis itu di Swat, di Pakistan barat laut, di mana dia berkempen hak perempuan untuk pergi ke sekolah.
Jumaat (12/7/2013) lalu, Malala menyampaikan satu pidato yang memukau di PBB. Itu merupakan penampilan publik pertamanya sejak serangan yang hampir menghilangkan nyawanya itu. Dalam pidatonya itu, dia bersumpah untuk melanjutkan perjuangannya bagi pendidikan dan tidak akan dapat dibungkam oleh kaum militan.
Dalam sepucuk surat terbuka yang dirilis Rabu (17/7/2013), Rasheed, yang merupakan seorang mantan anggota angkatan udara Pakistan yang kini menjadi kader TTP, mengatakan bahawa dia secara peribadi berharap serangan tersebut tidak pernah terjadi. Namun, dia menuduh Malala telah menjalankan "kempen pengkhianatan" melawan militan.
"Sungguh menakjubkan bahawa anda berteriak lantang untuk pendidikan. Anda dan PBB berpura-pura bahawa anda ditembak kerana pendidikan, padahal bukan itu alasannya... bukan kerana pendidikan, melainkan propaganda anda adalah masalahnya," tulis Rasheed. "Apa yang anda lakukan sekarang, anda menggunakan lidah anda atas perintah (orang) yang lain."
Surat itu, yang ditulis dalam bahasa Inggeris, dikirim kepada para wartawan di Pakistan barat laut dan keasliannya telah dipastikan oleh kader senior Taliban yang merupakan rakan dekat Rasheed kepada kantor berita AFP.
Rasheed menuduh Malala hendak mempromosikan sebuah sistem pendidikan yang dimulai penjajah Inggeris untuk menghasilkan "warga berdarah Asia, tetapi bercita rasa Inggeris". Dia menegaskan, para siswa harus mempelajari Islam dan bukan apa yang disebutnya sebagai "kurikulum setan atau sekular".
"Saya menyarankan anda untuk pulang kampung, mengadopsi budaya Islam dan Pashtun, bergabung dengan madrasah khusus perempuan di dekat kota anda, studi dan mempelajari kitab Allah, menggunakan pena anda untuk Islam dan penderitaan umat Muslim," tulis Rasheed.
Ia mengatakan bahawa mulanya dia ingin menulis kepada Malala untuk memperingatkan dia terkait kritikan terhadap Taliban ketika dia menjadi terkenal dengan menulis blog BBC berbahasa Urdu yang mengisahkan kehidupan di bawah aturan militan Islam tahun 2007-2009 di Swat.
Rasheed dijatuhkan hukuman mati terkait sebuah serangan tahun 2003 terhadap penguasa tentera Pakistan ketika itu, Jenderal Pervez Musharraf. Namun, dia berhasil melarikan diri dari tahanan dalam pelarian diri beramai-ramai pada April tahun lalu.
Sumber :
AFP
Editor : Egidius Patnistik
No comments:
Post a Comment