20 Sep 2013
Islamabad - Ini satu tragedi yang menyayat hati. Empat wanita adik-beradik di
Pakistan mati bunuh diri bersama-sama. Hal ini dilakukan setelah mereka
bertengkar dengan ayah mereka yang tidak mampu membiayai wang mahar
untuk pernikahan mereka.
Keempat wanita ini nekat melompat ke dalam kanal sebuah sungai di kota Mailsi, yang ada wilayah perkampungan Punjab, Pakistan. Wanita kelima yang juga anak paling bungsu, juga ikut melompat namun berhasil diselamatkan dari kanal.
"Seorang petani miskin, Bashir Ahmed Rajput tidak mampu menikahkan kelima anak perempuannya kerana dia tidak memiliki wang untuk membiayai mahar anaknya," jelas seorang polis senior setempat Malik Daud Hasnain seperti dilansir AFP, Jumaat (20/9/2013).
"Setelah bertengkar soal masalah tersebut pada Khamis (19/9), anak-anak perempuannya putus asa dan melompat bersama ke dalam terusan," imbuhnya. Mereka dikenali sebagai Munira, Zenat, Nazia and Faiza, .
Wanita-wanita tersebut berusia 45 tahun, 43 tahun, 38 tahun, 35 tahun, dan 31 tahun. "Kami berhasil menyelamatkan yang paling bungsu, Fatima, 23 dan berhasil menemukan mayat dua wanita lainnya. Pencarian terhadap jasad yang lain masih berlangsung," terang Hasnain.
Mahar atau mas kawin merupakan masalah serius bagi keluarga miskin yang ada di Pakistan. Keluarga mempelai wanitalah yang wajib memberikan mahar bagi mempelai laki-laki.
Banyak wanita setempat yang tidak dapat menikah kerana keluarga mereka tidak mampu memberikan hadiah atau wang yang diminta pihak mempelai laki-laki. Usia wajar untuk menikah bagi seorang wanita Pakistan antara 18 tahun hingga 28 tahun. Bagi mereka yang berusia di atas itu biasanya mengalami kesulitan mencari calon pendamping.
Wanita Pakistan yang tidak menikah biasanya akan mendapat cemuhan dari warga dan keluarganya. Namun yang lebih buruk, bagi mereka yang tidak memiliki suami tentu tidak memiliki penyokong kewangan dan berpotensi menghadapi kemiskinan.
![]() |
|
|
Keempat wanita ini nekat melompat ke dalam kanal sebuah sungai di kota Mailsi, yang ada wilayah perkampungan Punjab, Pakistan. Wanita kelima yang juga anak paling bungsu, juga ikut melompat namun berhasil diselamatkan dari kanal.
"Seorang petani miskin, Bashir Ahmed Rajput tidak mampu menikahkan kelima anak perempuannya kerana dia tidak memiliki wang untuk membiayai mahar anaknya," jelas seorang polis senior setempat Malik Daud Hasnain seperti dilansir AFP, Jumaat (20/9/2013).
"Setelah bertengkar soal masalah tersebut pada Khamis (19/9), anak-anak perempuannya putus asa dan melompat bersama ke dalam terusan," imbuhnya. Mereka dikenali sebagai Munira, Zenat, Nazia and Faiza, .
Wanita-wanita tersebut berusia 45 tahun, 43 tahun, 38 tahun, 35 tahun, dan 31 tahun. "Kami berhasil menyelamatkan yang paling bungsu, Fatima, 23 dan berhasil menemukan mayat dua wanita lainnya. Pencarian terhadap jasad yang lain masih berlangsung," terang Hasnain.
Mahar atau mas kawin merupakan masalah serius bagi keluarga miskin yang ada di Pakistan. Keluarga mempelai wanitalah yang wajib memberikan mahar bagi mempelai laki-laki.
Banyak wanita setempat yang tidak dapat menikah kerana keluarga mereka tidak mampu memberikan hadiah atau wang yang diminta pihak mempelai laki-laki. Usia wajar untuk menikah bagi seorang wanita Pakistan antara 18 tahun hingga 28 tahun. Bagi mereka yang berusia di atas itu biasanya mengalami kesulitan mencari calon pendamping.
Wanita Pakistan yang tidak menikah biasanya akan mendapat cemuhan dari warga dan keluarganya. Namun yang lebih buruk, bagi mereka yang tidak memiliki suami tentu tidak memiliki penyokong kewangan dan berpotensi menghadapi kemiskinan.

No comments:
Post a Comment