02 Nov 2013
Courtesy ShutterStock.com
Kasih ibu, kepada beta,
Tak terhingga sepanjang masa.
Hanya memberi, tak harap kembali
Bagai sang suria menyinari dunia...
Membaca
syair lagu tersebut serasa merinding seluruh badan. Kerana kasih ibu
memang tiada duanya. Demi anaknya, tak sedikit ibu yang mengorbankan
apapun yang dimilikinya.
Diceritakan kembali dari mulut ke mulut,
dan ditulis ulang dengan rapi demi menyentuh setiap hati pembacanya.
Inilah salah satu kisah mengharukan yang menceritakan besarnya cinta
seorang ibu yang rela mendonorkan mata untuk anaknya.
***
Aku
benci ibuku. Ia tak seperti ibu-ibu lainnya yang cantik dan boleh
kubanggakan. Aku selalu malu kalau berjalan dengannya, atau ketika dia
menjemputku di sekolah.
Ibuku memiliki satu mata, penampilannya
seadanya saja. Ia bahkan tak jarang mengenakan baju lusuh yang sudah koyak di beberapa bahagiannya.
Kerana ayah telah meninggalkan kami
dan tak memberi nafkah kepada kami, akhirnya ibu melamar pekerjaan di sekolahku. Ia
memasak di kantin demi melayani guru-guru dan murid di sana. Aku sering
sekali berpura-pura tak mengenalnya, kerana aku malu. Aku takut sekali
bila teman sekelasku tahu bahawa dia adalah ibuku.
Suatu hari, dia
menyediakan makan siang di kantin sekolah untukku. Disajikannya di
sebuah piring dengan penuh lauk dan dihiasnya cantik. Tak lupa dia
mengucup dan mengusap-usap kepalaku setelah memberikan sepiring makan
siang itu. Semua teman yang melihat langsung berkasak-kusuk, dan hal itu
membuatku geram.
Sepulang sekolah, aku memarahinya habis-habisan.
"Kau tahu betapa malunya aku tadi? Kalau memang kau hanya ingin aku
ditertawakan oleh teman-temanku, kenapa kau tidak mati saja?" kataku
geram.
Sejak itu ibuku lebih tahu diri. Dia berusaha menjaga
jarak denganku kalau di depan teman-teman. Aku belajar keras untuk
selalu mendapatkan ranking dan biasiswa. Aku ingin sekali segera keluar
dari rumah ini.
***
Aku
berhasil mendapatkan pekerjaan yang baik, menikahi isteri cantik dan dikurniakan anak-anak yang lucu. Aku tinggal di rumah yang cukup mewah dan besar.
Suatu
hari, tiba-tiba ibu mengunjungiku tanpa keizinanku. Membawakanku setermos
sup hangat yang katanya dimasakkan khusus untuk anak-anakku.
Melihatnya dengan mata satu yang mengerikan, anak-anakku terkejut dan berteriak. Isteriku langsung menggandeng anak-anakku pergi.
Lagi-lagi
aku dibuat malu dan tak tahu harus berbuat apalagi. Aku sudah
berbahagia dengan hidupku ketika ini. Tapi mengapa ibu malah mengacaukan
hidupku?
Aku mengusirnya pergi, dan anak-anakku berteriak
kegirangan ketika tahu aku telah mengusirnya. "Jangan pernah lagi berani
datang ke rumahku dan menakuti anak-anakku nenek tua!" geramku.
***
Di
suatu petang, tetangga lamaku berkunjung ke rumah dan memberikan secarik
surat kepadaku. "Ini dari ibumu. Ibumu telah meninggal dunia," katanya.
Aku
hanya terdiam, tidak menangis dan tidak bertanya banyak kepadanya. Aku
hanya menerima surat itu dan menyimpan di meja kerjaku.
Lama...
aku merasa sangat gelisah. Kemudian aku buka secarik envelop tersebut dan
kubaca setiap deretan hurufnya dengan penuh air mata dan emosi.
Yang tercinta anakku,
Aku
selalu memikirkanmu setiap waktu. Dan aku meminta maaf kalau
kedatanganku tempo hari ternyata malah mengganggu keluargamu dan
menakuti anak-anakmu.
Tetapi
aku sangat bahagia ketika melihatmu sudah hidup bahagia. Sekalipun aku
harus menanggung derita ini, aku rela demi cintaku kepadamu.
Aku
tahu bahawa hidupku sudah tidak lama lagi. Sehingga aku harus meminta
maaf kerana kau telah banyak menderita semasa kecilmu. Kamu seringkali
malu kerana memiliki ibu yang hanya punya satu mata ini.
Ada satu hal yang ingin sekali ibu ceritakan kepadamu...
Ketika kau masih bayi, kau mendapat kecelakaan dan kehilangan salah satu
mata. Sebagai seorang ibu, aku harus mengambil tindakan itu. Aku meminta
doktor mengambil sebelah mataku untukmu. Aku tahu bahawa aku tak akan
tahan dan tak akan pernah bahagia bila melihatmu harus menanggung penderitaan ini
sendiri. Sebab itulah, aku selalu menjadi ibu yang menakutkan dan tak dapat membuatmu bangga, anakku.
Kini
aku bangga, dengan pengorbananku ini, aku boleh melihatmu menjadi orang
yang sukses dan bahagia. Aku bahagia dapat membuatmu selalu melihat
dunia.
Berbahagialah selalu anakku,
Ibu yang selalu mencintaimu.
sumber:Vemale.com
No comments:
Post a Comment