01 Nov 2013
Bodi men fatten themselves over six months in preparation for the Ka'el
(New Year) celebration which takes place in June. Participants walk
around a sacred tree for hours before the fattest man is chosen and a
cow killed in an attempt to see what the future holds in its blood and
entrails.
Jika di sebahagian besar negara
lelaki yang memiliki perut buncit itu dipandang tak seksi, maka lain
halnya dengan yang terjadi di sebuah suku di Ethiopia ini. Kaum lelaki
di sana berusaha mati-matian untuk memiliki bentuk perut yang buncit.
Mereka bahkan rela meminum ramuan campuran dari darah dan susu dalam
jangka waktu enam bulan dalam pengasingan. Semua pengorbanan itu
dilakukan hanya untuk mendapatkan bentuk tubuh yang dipandang mereka
sebagai tubuh yang seksi.
Ya, kaum lelaki yang berasal dari Suku Bodi ini harus menjalani
terapi penggemukan badan dalam sebuah pengasingan yang terisolasi selama
enam bulan penuh. Selama itu, mereka meminum ramuan campuran darah sapi
dan susu.
Sebenarnya tidak ada hadiah bagi mereka yang memiliki bentuk tubuh
paling buncit, namun anggota suku ini yakin bahawa lelaki berperut buncit
dianggap sebagai pahlawan bagi kehidupan.
Suku Bodi yang menghuni lembah Omo di Ethiopia ini sebenarnya ingin
mempertahankan tradisi tersebut. Sayangnya, mereka sedang terancam oleh
kebijakan pemerintahah yang mulai memberlakukan adanya program
transmigrasi. Pemerintahan Ethiopia berencana untuk memindahkan sekitar
300 ribu warganya untuk menghuni daerah Suku Bodi ini.
Pemandangan menakjubkan dari kehidupan Suku Bodi ini berhasil
diabadikan oleh seorang fotografer warganegara Perancis, Eric
Lafforgue. Eric menemui mereka ketika melakukan perjalanan ke daerah
Tenggara Ethiopia kemudian menemukan Suku Bodi ketika mereka merayakan
tahun baru atau upacara Ka'el.
Adapun program penggemukan yang dilakukan oleh para lelaki, dimulai
sejak enam bulan sebelum perayaan Ka'el. Setiap keluarga diperbolehkan
untuk mengirimkan perwakilannya yakni lelaki yang masih bujang. Mereka
akan menyertai pertandingan untuk meraih kedudukan sebagai lelaki paling buncit.
Selama dalam program pengasingan penggemukan badan, lelaki-lelaki ini
diperbolehkan meninggalkan rutiniti berladangnya, namun mereka juga
dilarang melakukan hubungan intim selama dalam pengasingan.
"Lembu bagi mereka merupakan binatang suci, oleh kerana itu mereka
tidak membunuh lembu. Sedangkan darah sapi yang mereka minum diperoleh
dengan cara melubangi pembuluh darah dengan menggunakan tombak lantas
menutup kembali lubang itu dengan menggunakan tanah liat," jelas Eric
sebagaimana dilansir Dailymail.
Oleh kerana suhu panas dan terik matahari, biasanya para lelaki ini harus
meminum dua mangkuk yang berisi dua liter darah dan susu. Mereka harus
minum dengan cepat sebelum ramuan ini menggumpal. Sementara tidak semua
orang boleh minum ramuan ini begitu cepat. "Pagi hari mereka meminum satu
mangkuk darah, beberapa diantaranya tidak kuat lalu memuntahkannya,"
tambahnya.
Mereka juga menutupi tubuhnya mereka dengan abu dan tanah liat
sebelum kemudian mereka muncul ketika perayaan Ka'el untuk mengikuti
pemilihan siapa yang paling buncit.
Eric Lafforgue | dailymai
(Tribun Jateng/mon)
No comments:
Post a Comment