01 Nov 2013
Merdeka.com - Empat
wanita anggota parlimen Turki kelmarin menghadiri sidang parlimen
dengan mengenakan jilbab, untuk pertama kalinya dalam 14 tahun.
Pada 1999, anggota parlimen Turki Merve Kavakci tiba di parlimen
mengenakan jilbab ketika upacara pengambilan sumpahnya. Namun, dia malah
dicemuh ketika keluar dan kemudian kewarganegaraannya dilucut, seperti
dilansir laman the Huffington Post, Jumaat (1/11).
Parti yang berkuasa di Turki, Parti Keadilan dan Pembangunan (AKP) pada
30 September lalu menarik balik larangan berjilbab dalam pelayan sipil,
aturan sudah berlaku selama satu dasawarsa itu, sebagai sebahagian dari
paket reformasi politik yang dimaksudkan untuk meningkatkan demokrasi
dan kebebasan di Turki.
Tindakan itu juga dipuji oleh Perdana Menteri Turki Recep Tayyip
Erdoga sebagai langkah menuju normalisasi. Isterinya Erdogan juga memakai
jilbab.
Namun, pihak lawannya menyebut tindakan itu sebagai manuver politik
menjelang pemilihan umum, yang akan diawali dengan jajak pendapat kota
pada Mactahun depan.
Jilbab menjadi sebuah simbol sensitif di Turki. Kelompok sekular
melihat jilbab sebagai sebuah simbol politik Islam yang menjadi
kontradiktif dengan tradisi Turki yang sekular.
catatan idahsalam
No comments:
Post a Comment