1 Desember 2013
Mural di tembok yang mendukung Kebijakan Satu Anak di China, 17 Oktober 1996. | Reuters
BEIJING, KOMPAS.com - Terkait kebijakan satu anak yang
sudah diberlakukan di China sejak 1979, maka pemerintah mendirikan
sebuah bangunan "pembuangan bayi" tempat para orangtua bisa meninggalkan
bayi yang tak diinginkan secara rahasia.
Bangunan itu, terdapat di kota Nanjing, wilayah timur China. Tempat ini diklaim sangat aman bagi orangtua yang ingin meninggalkan bayinya, yang kemudian akan diasuh oleh panti asuhan terdekat.
Bangunan itu, yang oleh media setempat disebut "kotak bayi", diawasi secara elektronik. Artinya begitu ada seorang bayi yang ditinggalkan di tempat itu maka alarm di tempat pengawas akan berbunyi.
Lalu staf dari panti asuhan Nanjing yang berjarak lima menit berjalan kaki dari "kotak bayi" itu kemudian akan datang dan mengambil bayi yang ditinggalkan itu.
Bangunan itu juga dilengkapi penyejuk ruangan dan memiliki alat pemantau kelembaban. Di dalamnya juga terdapat sebuah inkubator, tempat tidur dan termometer.
Namun, bangunan itu tak dilengkapi CCTV, sehingga identitas orangtua yang meninggalkan bayinya bisa benar-benar dirahasiakan.
Para staf di panti asuhan Nanjing berharap dengan adanya fasilitas baru itu maka para orangtua tidak akan meninggalkan anaknya di taman atau tepi jalan. Di tempat-tempat itu biasanya para bayi tersebut mati kedinginan.
China sudah menerapkan kebijakan satu anak sejak 1979, terutama untuk warga perkotaan, untuk mengendalikan populasi negeri itu.
Meski pemerintah China terus mempromosikan kesetaraan jender, namun banyak keluarga masih menginginkan anak laki-laki, demi kepastian perawatan orangtua di masa depan.
Dengan pandangan seperti itu tak heran jika angka pembunuhan bayi atau anak perempuan sangat tinggi di China. Angka kelahiran bayi perempuan juga jauh lebih rendah dibandingkan bayi laki-laki.
Bangunan itu, terdapat di kota Nanjing, wilayah timur China. Tempat ini diklaim sangat aman bagi orangtua yang ingin meninggalkan bayinya, yang kemudian akan diasuh oleh panti asuhan terdekat.
Bangunan itu, yang oleh media setempat disebut "kotak bayi", diawasi secara elektronik. Artinya begitu ada seorang bayi yang ditinggalkan di tempat itu maka alarm di tempat pengawas akan berbunyi.
Lalu staf dari panti asuhan Nanjing yang berjarak lima menit berjalan kaki dari "kotak bayi" itu kemudian akan datang dan mengambil bayi yang ditinggalkan itu.
Bangunan itu juga dilengkapi penyejuk ruangan dan memiliki alat pemantau kelembaban. Di dalamnya juga terdapat sebuah inkubator, tempat tidur dan termometer.
Namun, bangunan itu tak dilengkapi CCTV, sehingga identitas orangtua yang meninggalkan bayinya bisa benar-benar dirahasiakan.
Para staf di panti asuhan Nanjing berharap dengan adanya fasilitas baru itu maka para orangtua tidak akan meninggalkan anaknya di taman atau tepi jalan. Di tempat-tempat itu biasanya para bayi tersebut mati kedinginan.
China sudah menerapkan kebijakan satu anak sejak 1979, terutama untuk warga perkotaan, untuk mengendalikan populasi negeri itu.
Meski pemerintah China terus mempromosikan kesetaraan jender, namun banyak keluarga masih menginginkan anak laki-laki, demi kepastian perawatan orangtua di masa depan.
Dengan pandangan seperti itu tak heran jika angka pembunuhan bayi atau anak perempuan sangat tinggi di China. Angka kelahiran bayi perempuan juga jauh lebih rendah dibandingkan bayi laki-laki.
Sumber :
Daily Mail
Editor : Ervan Hardoko
No comments:
Post a Comment