Unjuk rasa di Ukraine yang berhujung pertempuran (AFP)
Paris - Aktivis wanita dari kelompok
Femen yang ada di Paris, kembali melakukan aksi unjuk rasa dalam
kondisi telanjang dada. Aksi kali ini dilakukan dalam rangka mengecam
keputusan Presiden Ukraine Viktor Yanukovych yang menolak kesepakatan Persatuan Eropah.Penolakan tersebut memancing unjuk rasa di ibukota Kiev, Ukaine pada Sabtu (30/11) yang berhujung pertempuran. Puluhan orang dilaporkan cedera dalam bentrokan tersebut, sedangkan lebih dari 30 orang ditangkap pihak berkuasa setempat.
Seperti dilapor AFP, Isnin (2/12/2013), lima orang wanita anggota Femen mengadakan unjuk rasa di depan Pejabat Kedutaan Besar Ukraine di Paris. Kelima wanita ini bertelanjang dada sambil membawa foto Presiden Yanukovych.
Slogan berbunyi "Yanukovych p*ss off!" tertulis dengan cat di bahagian dada mereka. Di tengah aksinya, para wanita ini kompak kencing ke atas foto Presiden Yanukovych yang mereka letakkan di jalan.
Setelah membuang seluar dalam, mereka sedikit berjongkok lalu kencing foto tersebut. Usai beraksi, mereka langsung pergi dan tidak ada penangkapan yang dilakukan anggota keselamatan setempat.
Unjuk rasa aktivis Femen ini diadakan setelah polis anti rusuhan di Ukraine terlibat bertempur dengan ribuan demonstran yang menuntut Presiden Yanukovych undur dari jabatannya. Pemicunya kerana Presiden Yanukovych membatalkan rancangan kerjasama perdagangan dan perjanjian kemitraan dengan Persatuan Eropah yang sudah disusun selama bertahun-tahun.
Pemimpin gerakan Femen di Perancis, Inna Shevchenko mengecam keputusan Yanukovych tersebut. Shevchenko bahkan menyebut kepimpinan Yanukovych cenderung bergaya diktator dan dia dipengaruhi oleh Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Itu bukan pendapat bangsa," ucapnya merujuk pada perjanjian Persatuan Eropah. "Pendapat bangsa yang sebenarnya disampaikan oleh orang-orang yang ada di alun-alun (Kiev) dan mereka yang ada di rumah sakit maupun di balai polis ," imbuhnya.
Femen merupakan kelompok aktivis wanita dari Ukraine yang menarik perhatian dunia kerana kerap bertelanjang dada dalam aksi unjuk rasanya. Dalam aksi-nya, kelompok ini kerap mensasarkan tokoh politik maupun keagamaan, termasuk mantan PM Itali Silvio Berlusconi dan juga Presiden Rusia Vladimir Putin. detikNews
No comments:
Post a Comment