20 Jan 2014
Merdeka.com - Praktik
pinjam rahim di Thailand bagi pasangan berkahwin namun perempuannya tidak
memungkinkan hamil, atau alasan lain, termasuk melahirkan bayi dari
sejoli gay, sudah biasa dilakukan di Negera Thailand itu. Pemerintah
pun menyokong dan mengesahkan praktik ini.
Ini menjadi masalah ketika banyak pasangan gay dari Israel meminjam rahim mereka demi mempunyai anak. Sekitar 65 bayi dilahirkan dari ibu berstatus warga Thailand tidak boleh membawa bayi itu ke Negera Israel sebab kementerian dalam negeri tidak mengizinkan permohonan tukar warga negara, seperti dilansir surat khabar Times of Israel, Isnin (20/1).
Ini menyebabkan protes banyak pasangan gay Israel sudah menitipkan spermanya di rahim perempuan Thailand dengan harapan punya anak. Mereka pun segera menggalang bantuan melalui pelbagai jejaring sosial Facebook maupun Twitter. "Bawa bayi kami pulang ke Israel," demikian bunyi pemintaan dukungan tersebut.
Para pasangan sesama jenis itu mengaku telah melengkapi semua syarat diajukan pemerintahan Thailand. Mereka juga harus melalui birokrasi cukup rumit demi mendapat izin meminjam rahim. Padahal banyak negara lain juga melakukan hal sama namun hanya Israel mendapat perlakuan berbeda.
Pihak berkuasa Thailand membantah hal itu. Mereka mengatakan ketika ini gejolak politik di negara mereka tidak menentu dan hukum dipakai yakni undang-undang dasar menuliskan bayi lahir di Thailand langsung mengikuti warga negara ibunya.
Sementara waktu Thailand mengabaikan pelbagai undang-undang lain lantaran demonstrasi besar-besaran di negara itu menuntut pemerintah bubar dan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur. Yingluck sendiri telah membubarkan parlimen dan berkonsentrasi menggelar pemilihan umum bulan depan.
Ini menjadi masalah ketika banyak pasangan gay dari Israel meminjam rahim mereka demi mempunyai anak. Sekitar 65 bayi dilahirkan dari ibu berstatus warga Thailand tidak boleh membawa bayi itu ke Negera Israel sebab kementerian dalam negeri tidak mengizinkan permohonan tukar warga negara, seperti dilansir surat khabar Times of Israel, Isnin (20/1).
Ini menyebabkan protes banyak pasangan gay Israel sudah menitipkan spermanya di rahim perempuan Thailand dengan harapan punya anak. Mereka pun segera menggalang bantuan melalui pelbagai jejaring sosial Facebook maupun Twitter. "Bawa bayi kami pulang ke Israel," demikian bunyi pemintaan dukungan tersebut.
Para pasangan sesama jenis itu mengaku telah melengkapi semua syarat diajukan pemerintahan Thailand. Mereka juga harus melalui birokrasi cukup rumit demi mendapat izin meminjam rahim. Padahal banyak negara lain juga melakukan hal sama namun hanya Israel mendapat perlakuan berbeda.
Pihak berkuasa Thailand membantah hal itu. Mereka mengatakan ketika ini gejolak politik di negara mereka tidak menentu dan hukum dipakai yakni undang-undang dasar menuliskan bayi lahir di Thailand langsung mengikuti warga negara ibunya.
Sementara waktu Thailand mengabaikan pelbagai undang-undang lain lantaran demonstrasi besar-besaran di negara itu menuntut pemerintah bubar dan Perdana Menteri Yingluck Shinawatra mundur. Yingluck sendiri telah membubarkan parlimen dan berkonsentrasi menggelar pemilihan umum bulan depan.
No comments:
Post a Comment