Friday, March 21, 2014

Pelajar meninggal lompat bangunan sekolah kerana tertekan

20 Mac 2014
Tertekan, siswa di China lompat dari gedung sekolah hingga tewas
Gambar hiasan ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - Seorang murid sebuah sekolah menengah atas di China yang tampak tertekan, terekam kamera pengawas melompat dari jendela sekolah hingga tewas. Insiden itu telah diunggah di Internet.

Rekaman itu memperlihatkan sebuah kelas tampak ramai dengan para siswa tengah menyiapkan bahan-bahan untuk memulai pelajaran. Namun, berbeda dari murid lainnya, seorang siswa di bagian kanan bawah kamera terlihat duduk tidak bergerak, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (20/3).
Di saat para murid terlihat siap untuk memulai pelajaran, korban tiba-tiba berdiri dari bangkunya, berjalan ke arah jendela dan melompat.
Meskipun bagian jendela kelas itu tidak terjangkau dari pantauan kamera, namun dapat dipahami bahwa korban telah meloncat dari jendela, sebuah kesimpulan yang tampaknya didukung oleh respon putus asa dialami korban dari keterangan sesama murid lainnya.

Akibat insiden itu beberapa siswa terlihat berlarian ke arah jendela untuk mengetahui keadaan korban, sementara lainnya lari keluar dari kelas.
Salah satu siswa kemudian terlihat menunjuk ke arah sang guru dan berteriak sesuatu padanya. Namun sayang the Daily Mail tidak memiliki penerjemah bahasa Mandarin untuk mengetahui apa yang dikatakan siswa itu.

Rekaman itu kemudian diungggah di situs LiveLeak pada hari ini. Tampaknya video itu diambil melalui kamera telepon dengan cara merekam dari sebuah layar komputer yang menampilkan cuplikan dari sistem kamera pengawas sekolah itu.
Sebuah deskripsi terkait video itu mengatakan, 'Siswa sekolah menengah atas Xiao Zhen melompat dari jendela hingga tewas di tengah-tengah pelajaran. Insiden ini diduga terjadi karena tekanan dalam mempersiapkan untuk ujian masuk perguruan tinggi'.

Meski keaslian video itu tidak dapat dikonfirmasi, namun insiden ini cocok dengan tren di antara anak-anak di China, di mana aksi bunuh diri telah menjadi penyebab kematian nomor satu di Negeri Tirai Bambu itu.
Berbeda dengan sebagian besar negara-negara di Barat, di mana faktor kecelakaan menjadi penyebab terbesar kematian di antara anak-anak muda.
Tingkat bunuh diri yang luar biasa tinggi di antara pemuda China disalahkan pada tekanan yang kuat untuk berhasil di sekolah, di mana sistem pendidikan menjadi tempat yang sangat menekankan pada tingkat dan status dengan mengorbankan kehidupan sosial mereka.

Pada November lalu orangtua dari seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun menyalahkan guru atas kematian anak mereka, dan mengklaim sang guru telah mengatakan kepada anaknya agar melompat dari sebuah bangunan setelah dia gagal menyelesaikan tugas hukuman.
Tubuh Jun Jun kemudian menghantam sebuah mobil terparkir di bawah rumah susun, di mana keluarganya tinggal di Distrik Jinjiang, Kota Chengdu, Provinsi Sichuan.

Tingkat bunuh diri di China telah meningkat 60 persen dalam 50 tahun terakhir. Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di China, sekitar 287.000 warga Negeri Tirai Bambu melakukan bunuh diri saban tahunnya.

No comments:

Post a Comment