Tuesday, April 8, 2014

Kisah Rakaman Terakhir Seorang Profesor Penumpang MH370 kepada Anaknya

Selasa, 08 April 2014
Steve Wang, anak penumpang MH370. (Foto: ITV News)  
Steve Wang, anak penumpang MH370. (Foto: ITV News) 
  BEIJING - Tepat sebulan sejak pesawat Malaysia Airlines MH370 hilang tanpa jejak, serta tiga minggu keluarga dari 239 penumpang pesawat mengalami keadaan yang menyiksa mereka.

Beberapa dari mereka, benar-benar percaya bahwa orang yang mereka cintai mungkin masih hidup, harapan pun tetap tumbuh dalam diri mereka, sehingga mereka dapat melanjutkan hidup. Pencarian yang dilakukan tanpa henti dari beberapa negara, sejauh ini terbukti sia-sia. Tidak ada serpihan sebenarnya yang telah ditemukan.

Lihat saja Steve Wang, putera dari seorang wanita berusia 57 tahun yang menaiki pesawat malang tersebut, tidak akan mau menyebut nama sang ibu, mengatakan namanya kuat-kuat   , serta menuliskannya berkaitan dengan tragedi ini.

Logiknya, kata Steve, dia tahu itu hampir mustahil jika ibunya akan selamat. Namun, dia harus memegang keyakinan bahawa   ibunya masih selamat hingga dia melihat langsung ada bukti nyata. Demikian seperti laporan ITV, Selasa (8/4/2014).

Steve masih memiliki pesanan suara akhir sang ibunda ketika dia mengirim beberapa saat sebelum naik pesawat. Sang ibu memintanya untuk memberitahu ayahnya untuk membawa pakaian panas ke lapangan terbang. Dia mungkin merasa kedinginan ketika itu.

Hari ini, dia memutar rakaman suara ibunya kepada salah seorang wartawan ITV. Ini adalah pertama kalinya dia mendengarkannya kepada publik sejak hari dia meninggalkannya, dan mau tak mau, air mata pun membanjirinya.

Ibu Steve adalah seorang profesor yang baru saja bersara, dan beralih kegemaran ke bidang  fotografi untuk mengisi waktu lapangnya. Sukacita terbesarnya adalah perjalanan ke luar negera dengan sekelompok sesama penggemar fotografi.

Sekarang, Wang telah mengumpul banyak foto hasil jepretan ibunya di telepon genggamnya. Dia menyimpan foto-foto yang tampak hidup di sekitar wilayah Asia yang paling indah.

Pada hari-hari menjelang 8 Mar , sang Ibu sedang berada di Nepal untuk melakukan hobinya dan mengambil penerbangan MH370 dari Kuala Lumpur untuk kembali ke rumah demi bertemu anak dan suaminya.

Sejak pesawat menghilang, Steve, seperti 400 keluarga lain dari 154 penumpang pesawat warga negara China, telah berhenti bekerja dan mulai tinggal di Hotel Lido di Beijing.

Setiap hari, mereka berdoa bersama dan berkempen untuk mencari kebenaran, menolak untuk menerima pernyataan Perdana Menteri Malaysia bahawa pada penerbangan itu semua penumpang telah meninggal.
Steve memimpin doa dan memandu keluarga lainnya yang bersedih, menyalurkan kesedihan sendiri dengan cara ini untuk menghindari berfikir tentang apa yang mungkin telah dialami ibunya.

Dia telah bersumpah untuk mencari tahu apa yang terjadi pada pesawat tersebut, bahkan jika itu menyita seluruh hidupnya. Steve, hanya salah seorang  dari keluarga korban dan lelaki muda yang luar biasa. (ade)okezone

No comments:

Post a Comment