Sekeumpulan
wanita berpakaian tentera lengkap dengan helm dan penutup kepala
serta senjata tampak menuruni bangunan enam tingkat. Mereka juga menembak
ke arah sejumlah pengganas.
Ke-22 wanita itu kelmarin sedang berlatih di Kota Jericho, Tepi Barat, untuk menjadi kelompok perempuan pertama anggota pengawal presiden. Anggota lelaki . Mereka bertugas di wilayah Tepi Barat.
Stesyen televisyen Al Arabiya melaporkan, Isnin (7/4), kini sejumlah hambatan gender sudah runtuh di Palestin . Sejumlah wanita kini sudah menjadi datuk bandar, hakim, menteri di kabinet atau mulai berniaga di bidang swasta. Di saat yang sama tingkat pengangguran juga meningkat dan keluarga mulai memberi kelonggaran bagi kaum wanita untuk bekerja di bidang yang tidak biasanya.
Sejauh ini peranan wanitadi antara 30 ribu anggota polis dan lembaga keselamatan Palestin hanya tiga persen di Tepi Barat. Namun Birgadir Jenderal Rashideh Mughrabi dari anggota Pasukan Keselamatan Nasional mengatakan kaum perempuan juga kini banyak diperlukan buat menjadi anggota.
Pasukan perempuan Pengawal Presiden tengah berlatih itu bergabung ketika mereka lulus dari Universiti Kemerdekaan tahun lalu. Di kampus iu mereka dilatih soal keselamatan dan ketenteraan untuk menjadi anggota keselamatan sesungguhnya.
"Saya tidak suka duduk di pejabat" kata Kurum Saad, wanita berusia 23 tahun. "Saya suka menembak dan olah raga."
Pasukan Pengawal Presiden dibentuk ketika Yasser Arafat masih menjadi pemimpin Palestin . Setelah kembali dari pengasingan pada 1994, Arafat membentuk lembaga-lembaga pemerintahan.
Setelah Arafat meninggal pada 2004 lembaga-lembaga pemerintahan, termasuk lembaga keselamatan dilatih oleh Amerika Syarikat dan Eropah serta dilengkapi dengan persenjataan. Mereka dilatih untuk menghadapi misi antiterorisme.
Merdeka.com
No comments:
Post a Comment