Wednesday, July 16, 2014

Kisah Pejuang Wanita Melawan ISIS (ISIL)

Rabu, 16 Jul 2014 
 
AP. Para keluarga sangat mendukung pejuang wanita

Wartawan BBC, Shaimaa Khalil, bertemu dengan anggota unit elite wanita ketika mereka bersiap-siap untuk bertempur melawan ISIS.

Pagi yang cerah di lokasi tentera di pinggiran Sulaimaniya, sebuah kota di daerah otonomi Kurdistan, Irak utara. Pasukan terlihat serius dan fokus meskipun panas terik melanda musim panas Irak.

Sekilas pandang tempat ini terlihat seperti lokasi tentera lainnya. Namun rambut panjang yang diikat dan ditaruh di bawah topi dan sedikit riasan pada wajah, menunjukkan perbedaan.

Siap bertempur

Ini adalah unit wanita dari Peshmerga, Pasukan Keselamatan Daerah Kurdistan, yang sedang menjalani  latihan intensif. Beberapa anggotanya bersiap-siap untuk pergi bertempur melawan militan dari Negara Islam Irak dan Syria (ISIS).

Komandan Unit, Kolonel Nahida Ahmed Rashid, mengatakan unit ini dibentuk tahun 1996 untuk melawan loyalis mantan Presiden Saddam Hussein. Unit ini terdiri dari beberapa ratus pejuang wanita yang semuanya merupakan sukarelawan.

Hanya beberapa yang pernah bertempur, tetapi ramai mengatakan kepada komandan mereka, mereka ingin berjuang sejak ISIS menduduki sebahagian besar wilayah Irak utara dan barat bulan lalu.

Kolonel Rashid mengatakan pasukan wanitanya berlatih setiap hari dan siap bertempur.

"Mereka telah dilatih dengan pasukan khas. Beberapa anggota sudah berjuang bersama rakan-rakan  lelaki dan saya akan mengirim beberapa orang ke Kirkuk segera. Saya sendiri belum lama ini berada di Kirkuk."

Suportif

Salah seorang wanita di unit tersebut adalah Awas Tawfiq. Dia juga akan berangkat bertempur. "Saya sangat senang. Saya sudah berlatih selama delapan tahun untuk ini," katanya. "Saya tidak takut, saya tahu saya akan membela negara saya, saya sangat bersemangat untuk pergi."

Awas Tawfiq adalah seorang ibu dari dua anak laki-laki remaja. Ia bercerai dari suaminya. Dia menghabiskan dua hari seminggu di tempat tentera dan empat hari lainnya bersama anak-anaknya.

Awas Tawfiq mengatakan anak-anaknya mengetahui dia berjuang untuk tujuan baik dan mereka sangat mendukungnya.

Kolonel Rashid juga menjelaskan para keluarga sangat mendukung keputusan anak dan saudara perempuan mereka untuk bergabung dengan pasukannya.

"Saya punya anak perempuan, dia berusia 10 tahun, dan ketika dia melihat video serangan ISIS di Facebook dan di internet, dia bilang: 'Tolong ibu, kalau ibu pergi bertempur, tolong bawa saya.'"KOMPAS.COM
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: BBC Indonesia

No comments:

Post a Comment