Wednesday, July 30, 2014

Serangan ke atas Rumah Sakit Al Shifa di Jalur Gaza Memang Tindakan Yang Sangat Hina lagi Kejam

29/07/2014  
 
 
Gamba rhiasan: BBC
Palestin  - Sebuah rumah sakit ( RS)di jalur Gaza, Palestin terkena serangan Israel dan menyebabkan dua orang tenaga perubatan cedera parah. RS tersebut bernama Al Shifa yang merupakan tempat rujukan pertama ketika pengungsi Gaza perlu rawatan .

"Sasaran rumah sakit dan lingkungan mereka benar-benar tidak dapat diterima dan merupakan pelanggaran serius terhadap Hukum Humaniter Internasional," kata Ketua MSF (Medecins Sans Frontieres) untuk wilayah Palestin  Tommaso Fabbri dalam pesan tertulis yang diterima detikcom, Selasa (29/7/2014).

MSF atau Medecins Sans Frontieres (Doktor Tanpa Batas) merupakan organisasi internasional beranggotakan doktor-doktor yang didirikan di Perancis dan berpusat di Jeneva, Swiss. Organisasi memberikan bantuan medis tanpa memandang ras dan agama.

"Apapun kondisinya, fasiliti kesihatan dan tenaga medis harus dilindungi dan dihormati. Tapi di Gaza saat ini, rumah sakit tidak merasa selamat sebagaimana mestinya," lanjut dia.

Satu jam setelah RS Al Shifa diserang, sebuah roket menghantam kem pengungsi di Shati. Delapan dari sepuluh korban terbunuh akibat serangan ini adalah kanak-kanak. Mereka dan korban luka lainnya langsung dilarikan ke RS Al Shifa yang sudah terkena serangan terlebih dahulu.

Di jalur Gaza terdapat 1,8 juta jiwa yang 160.000 di antaranya merupakan pengungsi. Mereka tinggal pada sebidang tanah yang sempit dan padat penduduk.

"Ketika Israel memerintahkan tentara untuk mengevakuasi warga sipil dari rumah dan lingkungan mereka, di mana ada tempat bagi mereka untuk pergi? Warga Gaza tidak memiliki kebebasan bergerak dan tidak bisa berlindung di luar Gaza. Mereka secara efektif terjebak," kata Direktur Operasional MSF Marie-Noëlle Rodrigue.

Kondisi ini diperparah dengan serangan yang menyasar pula ke rumah sakit. Padahal relawan medis dari seluruh dunia sudah bekerja keras di wilayah Gaza.

"Kami memiliki tim bedah siap untuk bekerja di rumah sakit Nasser, tapi tanpa jaminan keamanan yang tegas dan kredibel dari kedua pihak dalam konflik, kita tidak bisa mengambil risiko mengirim mereka," kata Koordinator Proyek MSF Nicolas Palarus. detikNews

No comments:

Post a Comment