Friday, August 1, 2014

Puluhan Pelancung Israel 'Diusir' dari Maladewa

 1 Ogos 2014 
Puluhan Turis Israel 'Diusir' dari Maladewa
Kompas.com
Male, Ibu Kota dari Maladewa.
  MALE — Para pelancung Israel diusir dari pulau wisata Maladewa setelah seorang warga Israel merosak sebuah sepanduk yang menyamakan bendera Israel dengan lambang swastika Nazi. Demikian Pemerintah Maladewa, Rabu (30/7/2014).

Akibat kerosakan itu, warga Pulau Thulusdloo, tak jauh dari ibu kota Male, mengadakan tunjuk perasaan sehingga sebanyak 30  pelancung  Israel terpaksa dievakuasi dari pulau tersebut.

Pejgawai di pegawai presiden Maladewa, Mohamed Shareef, mengatakan, proses evakuasi  pelancung Israel itu dilakukan untuk keselamatan mereka sendiri. "Potensi insiden buruk terhadap mereka sangat besar sehingga kami harus mengevakuasi mereka," ujar Shareef.

Shareef mengatakan, Pemerintah Maladewa tidak melarang warga Israel memasuki kepulauan itu, meski mengakui negeri itu menentang aksi kekerasan Israel di Gaza.
"Kami tidak melarang mereka datang. Namun,mereka harus ingat mereka mengunjungi sebuah negara dengan penduduk 100 persen Muslim. Dan kami mendukung Palestin  tanpa syarat," ujar Shareef.

Shareef melanjutkan, Pemerintah Maladewa telah mengambil sejumlah langkah untuk menunjukkan sikap mereka terhadap Israel.
Salah satunya, Pemerintah Maladewa telah menerapkan larangan terhadap barang-barang buatan Israel serta membatalkan tiga kerja sama dengan Israel di bidang kesihatan, pariwisata, dan pendidikan.

"Impot dari Israel sangat kecil, tetapi kami melarang impot sebagai satu langkah penentangan kami terhadap aksi Israel," tambah Shareef.
Sementara tiga kerja sama yang dibatalkan itu sebelumnya diteken pada 2009 oleh pemerintahan lama. Sejauh ini, ketiga kesepakatan itu masih berbentuk dokumen dan belum diimplementasikan.

Maladewa, yang dikenal dengan pantainya yang indah dan pulau-pulau karangnya yang tersembunyi, menarik jutaan pelancung setiap tahun, tetapi hanya sekitar satu peratus yang datang dari Israel.
TRIBUNNEWS.COM

No comments:

Post a Comment