14/9/14
Reuters
New Delhi - Lebih dari 200 ribu orang
di Kashmir, India masih terperangkap dalam banjir. Mereka yang terjebak tetap
tidak boleh mengungsi meskipun banjir berangsur-angsur surut di wilayah
Himalaya yang berbatasan dengan Pakistan tersebut.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2014), banjir dan tanah runtuh yang dipicu hujan lebat berkepanjangan di wilayah India dan Pakistan yang saling berbatasan telah meragut lebih dari 450 nyawa, dari kedua negara.
Kini, genangan air mulai surut dan mulai menunjukkan kekacauan yang terjadi akibat bencana alam ini. Otoriti setempat mulai menjangkau warga yang terperangkap , termasuk di Srinagar yang merupakan kota terbesar di Kashmir.
"Pasukan penyelamat kini mampu masuk ke dalam rumah-rumah warga dan mengeluarkan mereka yang masih terperangkap di dalam dan mengevakuasi jasad korban meninggal," terang komisioner divisi Jammu, Shantmanu kepada AFP.
Pemerintah federal India memperkirakan, sedikitnya 200 orang meninggal akibat banjir dan tanah runtuh ini. Sedangkan sekitar 130 ribu orang lainnya berhasil diselamatkan.
"Lebih dari 200 ribu orang masih terjebak, tapi jumlah pastinya susah dihitung," ucap Shantmanu.
Namun otoriti kesihatan setempat bimbang munculnya wabak penyakit akibat banyaknya bangkai binatang yang mati dan terbiar begitu saja di jalanan, dekat pemukiman warga.
Ketua menteri wilayah setempat, Omar Abdullah yang menjadi sasaran kemarahan publik atas lambatnya respons terhadap bencana alam ini, menegaskan bahawa rumah warga yang hancur akan dibangun kembali sebelum musim dingin tiba.
Abdullah juga menyatakan, disinfektan seperti klorine akan digunakan untuk mencegah wabak penyakit. "Air minum yang bersih kini menjadi masalah. Saya telah meminta otoriti setempat untuk menggunakan ubat demi mengurangi munculnya penyakit," ucapnya.
Seperti dilansir AFP, Sabtu (13/9/2014), banjir dan tanah runtuh yang dipicu hujan lebat berkepanjangan di wilayah India dan Pakistan yang saling berbatasan telah meragut lebih dari 450 nyawa, dari kedua negara.
Kini, genangan air mulai surut dan mulai menunjukkan kekacauan yang terjadi akibat bencana alam ini. Otoriti setempat mulai menjangkau warga yang terperangkap , termasuk di Srinagar yang merupakan kota terbesar di Kashmir.
"Pasukan penyelamat kini mampu masuk ke dalam rumah-rumah warga dan mengeluarkan mereka yang masih terperangkap di dalam dan mengevakuasi jasad korban meninggal," terang komisioner divisi Jammu, Shantmanu kepada AFP.
Pemerintah federal India memperkirakan, sedikitnya 200 orang meninggal akibat banjir dan tanah runtuh ini. Sedangkan sekitar 130 ribu orang lainnya berhasil diselamatkan.
"Lebih dari 200 ribu orang masih terjebak, tapi jumlah pastinya susah dihitung," ucap Shantmanu.
Namun otoriti kesihatan setempat bimbang munculnya wabak penyakit akibat banyaknya bangkai binatang yang mati dan terbiar begitu saja di jalanan, dekat pemukiman warga.
Ketua menteri wilayah setempat, Omar Abdullah yang menjadi sasaran kemarahan publik atas lambatnya respons terhadap bencana alam ini, menegaskan bahawa rumah warga yang hancur akan dibangun kembali sebelum musim dingin tiba.
Abdullah juga menyatakan, disinfektan seperti klorine akan digunakan untuk mencegah wabak penyakit. "Air minum yang bersih kini menjadi masalah. Saya telah meminta otoriti setempat untuk menggunakan ubat demi mengurangi munculnya penyakit," ucapnya.
sumber:detikNews
No comments:
Post a Comment