22 September 2014
Lindiwe Ndwandwe (33), berdiri di sisa bangunan tiga tingkat gereja yang
runtuh dan menguburnya selama 5 hari. Bangunan tersebut
merupakan gereja sinagog segala bangsa (SCOAN), yang runtuh pada 16
September 2014.
LAGOS, KOMPAS.com - Lindiwe Ndwandwe (33), perempuan
dari Afrika Selatan, terpaksa meminum urinenya sendiri demi bertahan hidup
di dalam reruntuhan Gereja Sinagog Segala Bangsa (SCOAN),
Nigeria, sejak Selasa (16/9/2014).
Ndwandwe baru ditemui lima hari kemudian, Sabtu (20/9/2014). Selama lima hari tersebut, dia hanya dapat melihat siang dan malam berganti melalui celah lubang kecil di antara reruntuhan. Dari celah itu pula, dia mendapatkan udara untuk bernafas.
"Ini seperti mimpi bagi saya bahawa saya boleh keluar dari sini. Saya sukar mempercayainya. Saya menangis kerana saya tak percaya," kata Ndwandwe setelah diselamatkan.
Ndwandwe adalah satu dari 350 warga Afrika Selatan yang menjadi korban runtuhnya gereja tersebut. Hingga Sabtu, 86 orang ditemui meninggal dan puluhan yang lain belum ditemui. Sebelum bangunan gereja tiga tingkat itu runtuh pada Selasa itu, bahagian sayap gereja sudah lebih dulu runtuh pada Jumaat (12/9/2014) tetapi gereja tetap digunakan.
Tuduhan bagi pengurus gereja
Pendeta terkenal di Nigeria sekaligus pengurus gereja tersebut, Joshua, sudah terbang ke Afrika Selatan, menemui keluarga korban dan orang-orang yang selamat dari insiden runtuhnya gereja. Pada saat yang sama, kubu pembangkang di Afrika Selatan menyatakan bakal mendesak pemerintahnya memperkarakan gereja pimpinan Joshua tersebut.
Menteri Luar Negeri bayangan Afrika Selatan dari Democratic Alliance -parti oposisi terbesar di Afrika Selatan- Stevens Mokgalapa, mengatakan partinya mendapati fakta bahawa para petugas penyelamat sempat dihalangi petugas gereja ketika hendak bersegera melakukan tindakan penyelamatan.
"DA meyakini saat pemerintah Afrika Selatan punya cukup bukti untuk melayangkan class action (gugatan massal) menentang gereja tersebut demi kepentingan keluarga korban," papar Mokgalapa.
Menurut Mokgalapa, para petugas gereja juga dapat diperkarakan dengan delik ikut menghilangkan nyawa warga Afrika Selatan. "(Para korban) punya kemungkinan boleh diselamatkan kalau saja para petugas penyelamat tak dihalangi ketika hendak bersegera melakukan usaha penyelamatan."
Pemerintah Afrika Selatan telah mengirimkan pesawat untuk menjemput para korban insiden ini. Sementara itu, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan telah mendatangi lokasi kejadian, Sabtu. Dia berjanji akan mengusut tuntas insiden tersebut. Dia juga sudah menyampaikan bela sungkawa kepada Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma.
No comments:
Post a Comment