28/09/2014
Meriam Ibrahim melahirkan bayi perempuannya ketika berada di penjara
Meriam Ibrahim, wanita Sudan yang lolos hukuman mati kerana dianggap
meninggalkan imannya, mengatakan ia ingin berkempen untuk masyarakat
yang menghadapi penganiayaan atas nama agama.
Berbicara kepada BBC di Amerika Syarikat, di mana dia mencari suaka, Meriam Ibrahim mengatakan dia berharap dapat kembali ke Sudan suatu hari nanti.
Meriam beberapa bulan lalu dijatuhkan hukuman oleh mahkamah Sudan yang tidak mengakui dia beragama Kristian.
Terlahir dari seorang ayah Muslim, Meriam dibesarkan oleh seorang ibu yang beragama Kristian.
Dia kemudian menikah dengan seorang lelaki Kristian.
Namun, di bawah hukum Islam Sudan, agama ayahnya berarti dia secara teknikal juga seorang Muslim.
Mahkamah menyatakan Meriam bersalah kerana murtad, atau menyangkal iman seseorang.
Berbicara kepada BBC di Amerika Syarikat, di mana dia mencari suaka, Meriam Ibrahim mengatakan dia berharap dapat kembali ke Sudan suatu hari nanti.
Meriam beberapa bulan lalu dijatuhkan hukuman oleh mahkamah Sudan yang tidak mengakui dia beragama Kristian.
Terlahir dari seorang ayah Muslim, Meriam dibesarkan oleh seorang ibu yang beragama Kristian.
Dia kemudian menikah dengan seorang lelaki Kristian.
Namun, di bawah hukum Islam Sudan, agama ayahnya berarti dia secara teknikal juga seorang Muslim.
Mahkamah menyatakan Meriam bersalah kerana murtad, atau menyangkal iman seseorang.
Dihukum gantung
Meriam dihukum gantung dan akhirnya melahirkan puterinya ketika berada dalam penjara.
Di bawah tekanan internasional yang kuat, hukumannya dibatalkan dan Meriam dibebaskan pada bulan Jun 2014.
Meriam mengatakan kepada BBC bahawa dia diancam oleh penjaga ketika di mahkamah.
"Hakim mengatakan kepada saya bahawa saya harus memeluk agama Islam," katanya. "Dan peringatan itu membuat saya mengantisipasi saya akan dihukum mati."
"Itu tidak mudah, saya tidak boleh menjelaskan kondisi saya ketika di penjara," kata Meriam. "Tapi ada orang lain di Sudan yang berada dalam kondisi yang lebih buruk dibandingkan saya."
Sabtu (27/09) malam, Meriam Ibrahim menerima penghargaan dari sebuah yayasan Kristian di Washington yang menganggap perlakuan terhadap Meriam sebagai serangan terhadap nilai-nilai mereka.
Di bawah tekanan internasional yang kuat, hukumannya dibatalkan dan Meriam dibebaskan pada bulan Jun 2014.
Meriam mengatakan kepada BBC bahawa dia diancam oleh penjaga ketika di mahkamah.
"Hakim mengatakan kepada saya bahawa saya harus memeluk agama Islam," katanya. "Dan peringatan itu membuat saya mengantisipasi saya akan dihukum mati."
"Itu tidak mudah, saya tidak boleh menjelaskan kondisi saya ketika di penjara," kata Meriam. "Tapi ada orang lain di Sudan yang berada dalam kondisi yang lebih buruk dibandingkan saya."
Sabtu (27/09) malam, Meriam Ibrahim menerima penghargaan dari sebuah yayasan Kristian di Washington yang menganggap perlakuan terhadap Meriam sebagai serangan terhadap nilai-nilai mereka.
sumber:detikNews
No comments:
Post a Comment