Friday, October 24, 2014

Datuk Bandar Mexico dan Isteri Dipercayai Dalangi Hilangnya 43 Mahasiswa

23/10/2014  

 
demo memprotes hilangnya mahasiswa (Reuters)
Mexico City, - Seorang Datuk Bandar Mexico dan isterinya dipercayai sebagai dalang hilangnya 43 mahasiswa di negeri tersebut. Para mahasiswa tersebut hilang pada 26 September lalu dari Iguala di negara   Guerrero yang kerap dilanda kekerasan.

Mereka hilang setelah bertempur dengan anggota  polis  setempat. Insiden tersebut menggemparkan publik Mexico dan memicu aksi-aksi demo.

Sejauh ini, otoriti federal telah menangkap 52 orang terkait hilangnya mahasiswa tersebut. Ini termasuk puluhan polis  yang terkait dengan satu geng bernama Guerreros Unidos atau "United Warriors." Sang pemimpin geng, Sidronio Casarrubias, juga ditangkap minggu lalu.

Di Mexico City, Pendakwaraya, Jesus Murillo said Casarrubias mengatakan, Datuk Bandar Iguala Jose Luis Abarca dan isterinya, Maria de los Angeles Pineda, telah memerintahkan dua satuan polis setempat untuk menghentikan para mahasiswa tersebut mengganggu event politik di hari itu.

"Kami telah mengeluarkan perintah penangkapan Datuk Bandar Iguala Jose Luis Abarca, isterinya Pineda Villa dan Ketua Polis Felipe Flores Velazquez, sebagai suspek dalang peristiwa yang terjadi di Iguala pada 26 September," tutur Murillo pada sidang media seperti dilansir kantor berita Reuters, Khamis (23/10/2014).

Menurut Murillo, dalam insiden tersebut, polis menembak mati seorang mahasiswa dan menahan mahasiswa lainnya, sebelumnya menyerahkan mereka ke geng Guerreros Unidos. Geng tersebut mengira para mahasiswa tersebut sebagai anggota kelompok jenayah "Los Rojos" atau "The Reds" yang merupakan rival geng tersebut.

Sementara itu, otoriti terus menyiasat penemuan sembilan kubur  massal, yang berisikan 30 jasad. Hasil pemeriksaan awal menunjukkan jasad-jasad tersebut bukan jasad para mahasiswa yang hilang.

Hilangnya puluhan mahasiswa telah mendorong timbulnya aksi protes yang dilakukan warga. Ribuan warga di Iguala kembali berdemo pada Rabu, 22 Oktober waktu setempat untuk memprotes hilangnya para mahasiswa keguruan tersebut. Dalam aksi protes ini, sekelompok lelaki bertopeng kemudian melemparkan bom Molotov ke pejabat-pejabat pemerintah setempat dan memecahkan kaca-kaca jendela.
sumber:detikNews

No comments:

Post a Comment