21/11/14
Surat khabar South China Morning Post melaporkan, Jumaat (21/11), mahkamah kembali sebut satu kes pemerkosaan disertai pembunuhan pada 1996. Sebelumnya pihak berkuasa menyatakan bersalah ke atas lelaki 18 tahun bernama Hugjiltu dan mengeksekusinya, namun ternyata mahkamah salah besar. Tak satu pun bukti yang lelaki itu bersalah .
Menurut dokumen di malam kejahatan terjadi Hugjiltu dan temannya Yan Feng sedang minum di sebuah bar tempatan dan ketika itu mereka mendengar jeritan dari sebuah tandas awam dekat bar tersebut.
|Ketika masuk ke dalam tandas, mereka menemui mayat wanita setengah telanjang. Hugjiltu memutuskan melapor kepada polis . Bukannya mencari penyebabnya, anggota polis malah menahan Hugjiltu dan Yan Feng.
Menurut Yang polis menginterogasi mereka di ruangan terpisah dan mengancam jika mereka berbohong bakal dihukum berat. Yan juga mendengar temannya berteriak seperti dipukul.
Pagi berikutnya Yan sudah melihat rakannya digari dan mengenakan helmet lalu dibawa ke suatu tempat tidak diketahuinya. Sekitar 61 hari dari peristiwa itu Hugjiltu dijatuhkan hukuman bunuh meski bukti-bukti lemah.
Para polis China memang kerap melakukan cara, yang mereka sebut efisien, untuk naik pangkat. Sembarang tuduh, tangkap, walau tak cukup bukti menjadi hal lumrah bagi anggota polis di sana.
Namun wajah polis tertampar saat 2005 seorang lelaki bernama Zhao Zhihong tertangkap atas dugaan pemerkosaan dan pembunuhan berantai. Korban Zhao mencapai 10 orang termasuk wanita setengah bogel yang mati di tandas yang ditemukan oleh Hugjiltu.
Setahun setelah tertangkap pengakuan Zhao menyebar luas dan terungkap di publik. Warga geger dan sejak itu orang tua Hugjiltu berjuang demi membersihkan nama baik puteranya serta menuntut keadilan dari pihak berkuasa.
sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment