Friday, November 21, 2014

China bongkar kes salah hukuman mati dua dekade lalu

21/11/14

China bongkar kasus salah eksekusi dua dekade lalu
Foto Hugjiltu korban salah eksekusi di China. istimewa ©2014 Merdeka.com
Mahkamah China membuka kes salah eksekusi dilakukan pihak berkuasa 18 tahun lalu. Ini pertama kalinya Negera China itu melakukan peninjauan kes sekaligus secara tak langsung mengakui kesalahan mereka.

Surat khabar South China Morning Post melaporkan, Jumaat (21/11), mahkamah kembali sebut satu kes pemerkosaan disertai pembunuhan pada 1996. Sebelumnya pihak berkuasa menyatakan bersalah ke atas lelaki 18 tahun bernama Hugjiltu dan mengeksekusinya,   namun ternyata mahkamah salah besar. Tak satu pun bukti yang lelaki itu  bersalah . 


Menurut dokumen di malam kejahatan terjadi Hugjiltu dan temannya Yan Feng sedang minum di sebuah bar tempatan dan ketika itu mereka mendengar jeritan dari sebuah tandas awam dekat bar tersebut.


|Ketika  masuk ke dalam tandas, mereka menemui mayat wanita  setengah telanjang. Hugjiltu memutuskan melapor kepada polis . Bukannya mencari penyebabnya, anggota polis malah menahan Hugjiltu dan Yan Feng.

Menurut Yang polis  menginterogasi mereka di ruangan terpisah dan mengancam jika mereka berbohong bakal dihukum berat. Yan juga mendengar temannya berteriak seperti dipukul.

Pagi berikutnya Yan sudah melihat rakannya digari dan mengenakan helmet lalu dibawa ke suatu tempat tidak diketahuinya. Sekitar 61 hari dari peristiwa itu Hugjiltu dijatuhkan hukuman bunuh meski bukti-bukti lemah.

Para polis  China memang kerap melakukan cara, yang mereka sebut efisien, untuk naik pangkat. Sembarang tuduh, tangkap, walau tak cukup bukti menjadi hal lumrah bagi anggota polis di sana.

Namun wajah  polis  tertampar saat 2005 seorang lelaki bernama Zhao Zhihong tertangkap atas dugaan pemerkosaan dan pembunuhan berantai. Korban Zhao mencapai 10 orang termasuk wanita setengah bogel yang mati di tandas yang   ditemukan oleh Hugjiltu.

Setahun setelah tertangkap pengakuan Zhao menyebar luas dan terungkap di publik. Warga geger dan sejak itu orang tua Hugjiltu berjuang demi membersihkan nama baik puteranya serta menuntut keadilan dari pihak berkuasa.

sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment