Tuesday, February 17, 2015

Bertemu buku dengan ruas: Setelah Jordan, kini Mesir pula membantai ISIS

 17/2/15
Salah cari musuh, ISIS dihajar Yordania lalu giliran dibantai Mesir
Jet tempur Mesir gempur markas ISIS di Kota Derna, Libya. ©2015 Merdeka.com  

ISIS  seakan tak puas cari gara-gara. Setelah awal bulan ini markas para pejuang khilafah di Syria dibombardir jet tempur   Jordan , sejak kemarin (16/2) giliran cawangan mereka di Libya diobrak-abrik pasukan Mesir.

Serangan udara masif ini dipicu video ISIS memenggal 21 sandera warga negara Mesir beragama Kristian Koptik. The Guardian melaporkan, Selasa (17/2), Presiden Mesir Abdul Fatah al-Sisi dalam pidato di televisyen bersumpah menghancurkan ISIS cabang Afrika Utara yang baru terbentuk tahun lalu itu.

Serangan difokuskan ke kawasan Derna. Di sana bercokol markas, gudang senjata, serta tempat latihan para militan bekas Al Qaidah yang berbaiat pada ISIS.

Pemerintah Libya mempersilakan jet tempur Mesir masuk wilayahnya menghabisi para pejuang khilafah. "Sudah delapan serangan udara dilakukan sejak 12 jam terakhir. Diperkirakan lebih dari 50 militan terbunuh," kata jurucakap pemerintah Libya, Muhammad Azazza.
Presiden al-Sisi menetapkan masa berkabung nasional tujuh hari. Walau umat Kristian Koptik cuma warga minoriti di Mesir, dia menilai ulah para militan yang menculik para korban di perbatasan sangat keterlaluan. Bila dibiarkan, stabiliti Afrika Utara boleh kacau balau.

"Kami akan menghabisi para penjenayah yang tidak beradab itu," kata al-Sisi.
Selain membuka pintu bagi Mesir menjalankan operasi tentera, pasukan Libya juga ikut terlibat menyapu wilayah darat. Negeri Piramid  itu sebelumnya tidak terlalu terlibat konfrontasi dengan ISIS.
Puluhan sandera itu diculik di perbatasan Sirte antara Disember 2014-Januari 2015. Tanpa pemberitahuan maupun negosiasi, militan ISIS memenggal mereka. Video aksi keji tersebut diunggah akhir minggu  lalu.

Korban jiwa dari pihak ISIS cabang Libya boleh meningkat. Sama seperti Raja Abdullah II dari Jordan yang bekas tentera, Presiden al-Sisi adalah pegawai tinggi tentera  sebelum naik ke tampuk jabatan.
Kerana Mesir kini all out menyerang, ertinya para militan diserang dari dua front. Khilafah kontroversial ini terancam
sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment