ISIS seakan tak puas cari gara-gara. Setelah awal
bulan ini markas para pejuang khilafah di Syria dibombardir jet tempur Jordan , sejak kemarin (16/2) giliran cawangan mereka di Libya
diobrak-abrik pasukan Mesir.
Serangan udara masif ini dipicu video
ISIS memenggal 21 sandera warga negara Mesir beragama Kristian Koptik.
The Guardian melaporkan, Selasa (17/2), Presiden Mesir Abdul Fatah
al-Sisi dalam pidato di televisyen bersumpah menghancurkan ISIS cabang
Afrika Utara yang baru terbentuk tahun lalu itu.
Serangan
difokuskan ke kawasan Derna. Di sana bercokol markas, gudang senjata,
serta tempat latihan para militan bekas Al Qaidah yang berbaiat pada
ISIS.
Pemerintah Libya mempersilakan jet tempur Mesir masuk
wilayahnya menghabisi para pejuang khilafah. "Sudah delapan serangan
udara dilakukan sejak 12 jam terakhir. Diperkirakan lebih dari 50
militan terbunuh," kata jurucakap pemerintah Libya, Muhammad Azazza.
Presiden
al-Sisi menetapkan masa berkabung nasional tujuh hari. Walau umat
Kristian Koptik cuma warga minoriti di Mesir, dia menilai ulah para
militan yang menculik para korban di perbatasan sangat keterlaluan. Bila
dibiarkan, stabiliti Afrika Utara boleh kacau balau.
"Kami akan menghabisi para penjenayah yang tidak beradab itu," kata al-Sisi.
Selain
membuka pintu bagi Mesir menjalankan operasi tentera, pasukan Libya juga
ikut terlibat menyapu wilayah darat. Negeri Piramid itu sebelumnya
tidak terlalu terlibat konfrontasi dengan ISIS.
Puluhan
sandera itu diculik di perbatasan Sirte antara Disember 2014-Januari
2015. Tanpa pemberitahuan maupun negosiasi, militan ISIS memenggal
mereka. Video aksi keji tersebut diunggah akhir minggu lalu.
Korban
jiwa dari pihak ISIS cabang Libya boleh meningkat. Sama seperti Raja
Abdullah II dari Jordan yang bekas tentera, Presiden al-Sisi adalah
pegawai tinggi tentera sebelum naik ke tampuk jabatan.
Kerana Mesir kini all out menyerang, ertinya para militan diserang dari dua front. Khilafah kontroversial ini terancam
sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment