Tuesday, March 31, 2015

Kisah di Sebalik Foto Kanak-kanak Syria yang Angkat Tangan. Kesian!

31/3/15
Kisah di Balik Foto Bocah Suriah yang Angkat Tangan 
 Foto kanak-kanak Syria yang disebarkan melalui media sosial itu diabadikan seorang fotografer di kem pengungsian.

Ribuan pengguna internet telah menyebarkan foto seorang  kanak-kanak Syria yang mengangkat kedua tangannya kerana menyangka kamera yang diarahkan kepadanya merupakan senjata api. Bagaimana kisah di balik foto tersebut?

Ramainya peredaran foto  kanak-kanak Syria  berambut poni dan berpipi tembam di dunia maya tidak lepas dari peranan Nadia Abu Shaban. Jurnalis fotografer yang berbasis di Gaza, Palestin , itu menyebarkan foto tersebut melalui Twitter pada Selasa (24/03) lalu.

‘Seorang jurnalis foto mengabadikan foto  kanak-kanak Syria ini. Kanak-kanak  itu berfikir sang jurnalis foto menodongkan senjata, bukan kamera, sehingga dia menyerah’, demikian tulis Nadia dalam akaun Twitternya.

Sejak diunggah ke dunia maya pada Selasa (24/03) lalu, foto itu telah dikicaukan 11,000 kali. Kemudian, ketika diunggah di jejaring Reddit, foto itu menerima 1,600 komentar dan 5,000 vote.

‘Saya menangis’, ‘sedih bukan main’, dan ‘kegagalan kemanusiaan’ ialah komentar-komentar yang jamak ditulis netizen ketika menulis komen  foto tersebut.

Kendati begitu, tak jarang pula pengguna internet yang menuding foto itu hoax atau sengaja dibikin. Tuduhan itu dialamatkan mengingat tiada nama fotografer pada foto tersebut.

Saat BBC menanyakan hal itu kepada Nadia Abu Shaban, dia mengaku dirinya bukan pengabadi momen tersebut. Dia juga tidak boleh menjelaskan identiti fotografer yang mengambil foto itu.

Titik terang mulai muncul ketika seorang pengguna Imgur--situs khusus untuk berbagi foto--mengaitkan foto tersebut pada sebuah kliping surat khabar Turki. Nama fotografer dalam kliping foto itu ialah Osman Sağırlı.

Kem pelarian

BBC kemudian melacak keberadaan Sağırlı. Lelaki  itu kini bekerja di Tanzania dan foto tersebut dia abadikan ketika membuat liutan  konflik Syria untuk surat khabar Türkiye, Disember 2014 lalu.

Menurutnya, kanak-kanak yang dia bidik sebenarnya kanak-kanak perempuan bernama Hudea. Kanak-kanak  berusia empat tahun itu ialah anak keluarga pengungsi di kem pengungsian Atmeh di Syria sejauh 10 kilometer dari perbatasan Turki. Anak itu sampai di kem bersama ibu dan dua saudara kandungnya setelah bepergian sejauh 150 kilometer dari rumah mereka di Kota Hama, Suria.

“Saat itu saya menggunakan lensa tele dan dia mengiranya itu senjata. Saya sedar dia amat takut ketika saya mengambil foto kerana dia menggigit bibirnya dan mengangkat kedua tangannya. Umumnya anak-anak lari dan menyembunyikan wajah mereka atau tersenyum ketika melihat kamera,” ujar Sağırlı.

Sewaktu meliput kondisi di kem tersebut, Sağırlı mengaku   faham akan situasi konflik sebenarnya.

“Di kem itu ada orang-orang yang tercerai berai dari kampung halaman mereka. Lebih mengena melihat derita mereka bukan melalui orang dewasa tapi melalui anak-anak. Sebab anak-anak yang memancarkan perasaan mereka dengan keluguan,” ujarnya.

Foto Hudea pertama kali muncul di surat khabar Türkiye pada Januari lalu. Foto itu tersebar di kalangan pengguna media sosial Turki ketika itu. Namun, baru beredar ke seluruh dunia beberapa bulan setelahnya.
Sumber: Merdeka.com

No comments:

Post a Comment