17/4/15
Presiden Pengarah Gravity Payments, Dan Price, dari Kota Seattle, Amerika Syarikat, rela memotong 93 peratus gajinya
untuk untuk menampung kesejahteraan pekerjanya.
Price, memberi kejutan kepada lebih dari 100 pegawainya awal minggu
ini, ketika dia mengumumkan siap memotong pendapatannya dari USD 1 juta setahun, menjadi tinggal USD 70 ribu .
Jatah bayarannya itu akan direalokasi untuk keperluan perusahaannya
dan kesejahteraan pegawai. Ini masih ditambah realokasi 80 peratus
keuntungan perusahaan untuk pekerja.
Gara-gara kebijakan bosnya itu, beberapa pegawai mengaku dapat
kenaikan gaji hingga dua kali ganda. Satu pegawai, seorang ibu muda 21
tahun, langsung merancang beli rumah.
"Saya tidak peduli tentang wang, namun lebih kepada kesejahteraan
para pegawai saya. Ketika saya memutuskan memotong pendapatan untuk gaji
mereka, itu merupakan fenomena yang luar biasa," ungkap Price, seperti
dilansir situs emirates247, (16/4).
Price, yang masih bujang sampai sekarang, mengaku terenyuh
mendengar ada pekerja harus pintar-pintar menabung demi menutupi
keperluan sehari-hari. Gaji USD 40 ribu setahun di AS sangat sukar
untuk hidup.
"Mengetahui ada yang hidup seperti itu menggerogoti saya dari dalam," kata Price.
Di Amerika Syarikat, muncul kesenjangan gaji yang sangat kentara
antara atasan dan bawahan. Riset dari Standard & Poor's menunjukkan
level presdir dibayar 354 kali lipat di atas karyawan paling junior.
Kerananya, langkah Price menimbulkan kehebohan, kerana tidak biasanya eksekusif perusahaan bersedia dibayar murah.
Kendati demikian Proffesor David Larcker dari Fakultas Ekonomi,
Universiti Stanford, belum tentu kebijakan baik hati seperti yang
dilakukan Price bisa menjadi sebuah tren di kalangan bos-bos perusahaan di Amerika
"Cara Price menambah gaji pekerjanya merupakan alternatif yang baik
untuk mengatasi kesulitan di sebuah perusahaan," kata Larcker.
Upah minimum di AS sangat jauh dari gaji para bos. Sekadar informasi,
pegawai di Kota Washington, yang punya UMR terbesar seantero Amerika,
dibayar USD 9.47 per jam.
Price yang memulai usahanya sejak masih kuliah ini, punya alasan
tersendiri mengapa bersedia potong gaji demi menambah remunerasi
karyawan. Dia ingin agar para pekerja bisa menikmati jatah percutian mereka
setelah satu tahun bekerja.
"Menurut saya itu hal yang sepatutnya mereka dapatkan, dan itu
membebaskan mereka untuk mencari gaya kerjanya sendiri," ungkapnya.
Bennet (28 tahun) salah satu anak buah Price yang sudah bekerja di
perusahaan itu sejak lulus kuliah, bersyukur dengan langkah sang bos.
Selama ini dia dibayar USD 43 ribu setahun.
Setelah Price memotong gajinya, gaji Bennet bertambah drastis USD 10 ribu per bulan, menjadi USD 53 ribu.
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment