27/4/15
Jumlah korban yang terus bertambah dalam gempa
Nepal pada Sabtu kemarin (25/4) menjadi pertanyaan mengapa angkanya boleh mencapai hingga ribuan.
Pada awal kejadian, tercatat sekitar 1,800 korban jiwa, lalu bertambah hingga dua kali gandanya. Pada hari ini, Isnin (27/4) tercatat jumlah korban jiwa sudah mencapai 3,200, dengan korban luka sebanyak 6,000 orang.
Menurut situs planetmountain, hal itu disebabkan medan yang dijangkau cukup sukar terlebih korban pendaki Gunung Everest terperangkap di pos 1 dan 2, kerana jalur turun pendakian yang terputus akibat runtuhan ais.
Selain itu cuaca buruk yang melanda membuat evakuasi sukar dilakukan di kedua tempat, Everest dan di pusat kota.
Para penduduk masih terisolasi dari bantuan, akibat akses jalan yang sulit dan terbelah usai gempa berkekuatan 7.9 Skala Richter (SR) tersebut. Terlebih lagi dilaporkan gempa susulan bertenaga 6.6 SR juga menggoncang pada keesokan paginya.
Pihak UNICEF mencatat sebanyak 940,000 anak-anak dalam situasi darurat bantuan. Sementara di desa Langtang yang menderita kerosakan parah akibat longsor, mencatat ada seratus korban jiwa di daerah itu.
Bantuan evakuasi korban jiwa di Gunung Everest kini dilakukan secara cepat melalui helikopter, namun jumlah helikopter yang terbatas membuat korban luka parah berpotensi menjadi korban jiwa selanjutnya akibat sukarnya medan.
Parah ahli menyatakan Nepal terletak di garis tektonik yang menciptakan ruang retak bumi. Lempeng India dan Eurasia bergeser sebanyak lima sentimeter saban tahunnya. Pergerakan lempeng itu juga menekan Gunung Everest makin bertambah tinggi satu sentimeter setiap tahunnya.
Pada awal kejadian, tercatat sekitar 1,800 korban jiwa, lalu bertambah hingga dua kali gandanya. Pada hari ini, Isnin (27/4) tercatat jumlah korban jiwa sudah mencapai 3,200, dengan korban luka sebanyak 6,000 orang.
Menurut situs planetmountain, hal itu disebabkan medan yang dijangkau cukup sukar terlebih korban pendaki Gunung Everest terperangkap di pos 1 dan 2, kerana jalur turun pendakian yang terputus akibat runtuhan ais.
Selain itu cuaca buruk yang melanda membuat evakuasi sukar dilakukan di kedua tempat, Everest dan di pusat kota.
Para penduduk masih terisolasi dari bantuan, akibat akses jalan yang sulit dan terbelah usai gempa berkekuatan 7.9 Skala Richter (SR) tersebut. Terlebih lagi dilaporkan gempa susulan bertenaga 6.6 SR juga menggoncang pada keesokan paginya.
Pihak UNICEF mencatat sebanyak 940,000 anak-anak dalam situasi darurat bantuan. Sementara di desa Langtang yang menderita kerosakan parah akibat longsor, mencatat ada seratus korban jiwa di daerah itu.
Bantuan evakuasi korban jiwa di Gunung Everest kini dilakukan secara cepat melalui helikopter, namun jumlah helikopter yang terbatas membuat korban luka parah berpotensi menjadi korban jiwa selanjutnya akibat sukarnya medan.
Parah ahli menyatakan Nepal terletak di garis tektonik yang menciptakan ruang retak bumi. Lempeng India dan Eurasia bergeser sebanyak lima sentimeter saban tahunnya. Pergerakan lempeng itu juga menekan Gunung Everest makin bertambah tinggi satu sentimeter setiap tahunnya.
Sumber: Merdeka.com
No comments:
Post a Comment