24/5/15
Kempen Wajah Penyampah di Hong Kong. (Shanghaiist)
VIVA.co.id - Pemerintah Hong Kong melakukan
kempen "wajah penyampah," untuk mencegah orang membuang sampah
sembarangan, dengan cara mempamer foto wajah para penyampah.
Dikutip dari South China Morning Post, Khamis, 21 Mei 2015, cara itu diharap akan membuat orang berfikir dua kali sebelum membuang sampah mereka sembarangan.
Untuk mendukung berhasilnya kempen itu, akan turut digunakan teknik analisa DNA, dari sampah yang dibuang sembarangan, untuk mereka wajah pelakunya, untuk kemudian dipamer di tempat publik.
Kempen wajah penyampah diluncurkan pada 2014 lalu, bertepatan dengan Hari Bumi, bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan mendorong orang-orang, agar merubah perilaku mereka.
Perusahaan marketing komunikasi, Oglivy & Mather Hong Kong, yang memulai kempennya itu, mengirimkan sampel sampah yang ditemui di jalan-jalan, lalu dikirim kemakmal Parabon Nanolabs di Amerika Syarikat .
Sampel sampah yang digunakan seperti gula-gula, puntung rokok dan tisu. Parabon menganalisa DNA, untuk menyusun maklumat genetik dari setiap sampel, memprediksi warna mata, rambut, kulit serta bentuk wajah.
Usia merupakan bahagian integral, untuk memprediksi paras wajah secara akurat, namun tidak dapat diketahui berdasarkan DNA saja. Tapi kombinasi dari beberapa faktor lain, seperti lokasi sampah ditemui.
Setelah itu wajah penyampah digunakan, untuk membuat poster-poster orang dicari, pada tempat-tempat yang paling banyak dikunjungi publik seperti MRT, serta lokasi ditemukannya sampah tentunya.
CEO organisasi Hong Kong Cleanup, Lisa Christensen, mengatakan kempennya itu dimaksudkan untuk memicu perdebatan, yang akhirnya membuat perubahan sosial yang positif bagi orang-orang Hong Kong.
"Paling tidak, itu cukup untuk membuat orang berfikir dua kali, sebelum menyampah," kata Lisa. Hong Kong sebenarnya menerapkan sanksi denda, bagi mereka yang ketahuan menyampah.
Namun denda HK$1.500 yang diberlakukan sejauh ini, belum dapat mengurangi total 16,000 sampah, yang dibuang sembarangan di jalan-jalan Hong Kong setiap harinya.
Untuk mendukung berhasilnya kempen itu, akan turut digunakan teknik analisa DNA, dari sampah yang dibuang sembarangan, untuk mereka wajah pelakunya, untuk kemudian dipamer di tempat publik.
Kempen wajah penyampah diluncurkan pada 2014 lalu, bertepatan dengan Hari Bumi, bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan mendorong orang-orang, agar merubah perilaku mereka.
Perusahaan marketing komunikasi, Oglivy & Mather Hong Kong, yang memulai kempennya itu, mengirimkan sampel sampah yang ditemui di jalan-jalan, lalu dikirim kemakmal Parabon Nanolabs di Amerika Syarikat .
Sampel sampah yang digunakan seperti gula-gula, puntung rokok dan tisu. Parabon menganalisa DNA, untuk menyusun maklumat genetik dari setiap sampel, memprediksi warna mata, rambut, kulit serta bentuk wajah.
Usia merupakan bahagian integral, untuk memprediksi paras wajah secara akurat, namun tidak dapat diketahui berdasarkan DNA saja. Tapi kombinasi dari beberapa faktor lain, seperti lokasi sampah ditemui.
Setelah itu wajah penyampah digunakan, untuk membuat poster-poster orang dicari, pada tempat-tempat yang paling banyak dikunjungi publik seperti MRT, serta lokasi ditemukannya sampah tentunya.
CEO organisasi Hong Kong Cleanup, Lisa Christensen, mengatakan kempennya itu dimaksudkan untuk memicu perdebatan, yang akhirnya membuat perubahan sosial yang positif bagi orang-orang Hong Kong.
"Paling tidak, itu cukup untuk membuat orang berfikir dua kali, sebelum menyampah," kata Lisa. Hong Kong sebenarnya menerapkan sanksi denda, bagi mereka yang ketahuan menyampah.
Namun denda HK$1.500 yang diberlakukan sejauh ini, belum dapat mengurangi total 16,000 sampah, yang dibuang sembarangan di jalan-jalan Hong Kong setiap harinya.
Sumber: VIVA.co.id
No comments:
Post a Comment