Friday, September 18, 2015

Kanak-kanak yang Wajahnya Hancur Akibat Perang di Syria Kini Menetap di Australia

Australia Plus ABC  18/09/15
Jakarta - Khaled Al Shebli,  kanak-kanak yang wajahnya hancur akibat perang di Aleppo, Syria, kini menetap di Wollongong, kota pantai di New South Wales, Australia. Ia telah menjalani satu dari rancangan  5 kali  pembedahan untuk memulihkan wajahnya.

Aicha Al Shebli, ibu dari Khaled, kepada ABC menceritakan betapa kehidupan mereka di Aleppo sudah sangat tenang dan bahagia. Fasiliti pendidikan, kesihatan dan keamanan semua terjamin.




Kini di Australia, Anak Kecil yang Wajahnya Cacat Korban Perang Suriah
kompas.com
Korban perang di Syria , Khaled al Sebli kini bermukim di Australia 


Namun suatu pagi di bulan April 2013, kehidupan keluarga Al Shebli berubah drastis dalam sekejap mata.

"Saya kira roket yang menghantam rumah kami hari ini mengandung bahan kimia, yang membakar wajah anak saya," kata Aicha.

"Ketika itu saya di rumah sedang membuat bahan untuk roti. Masih pagi dan anak-anak saya yang lain sedang di luar bermain," tambahnya.

Khaled sendiri berada di kamarnya kerana sedang sakit.

Aicha mengatakan dia hingga kini tidak tahu siapa yang menembak roket ke rumahnya, apakah pasukan pemerintah atau pasukan pemberontak.

Setelah serangan itu, keluarga Al Shebli melarikan diri ke kem pengungsi di Lebanon utara. Mereka tinggal di sana selama 9 bulan.

Saat berada di kem itulah mereka bertemu dengan seorang pekerja sosial asal Australia, yang kemudian meminta bantuan Duta Besar  Australia untuk membantu pembedahan bagi Khaled di Beirut.

Pada Disember 2014, keluarga Al Shebli mendapatkan status pengungsi di Australia dan pindah ke Kota Wollongong, di selatan Sydney.

Beberapa minggu  lalu, Khaled, yang kini berusia 7 tahun, telah menjalani operasi pertama dari lima operasi yang dirancangkan untuk memulihkan kondisi wajahnya.

Bahagian hidungnya telah direkonstruksi dalam operasi pertama tersebut, sehingga kini ia boleh bernafas secara lebih mudah. Minggu ini Khaled juga sudah mulai kembali ke sekolah.


 Menurut ayah Khaled, Yunis Al Shebli, merasa berterima kasih baik kepada Lebanon yang memberi mereka tempat mengungsi serta Australia yang memungkinkan mereka memulai kembali kehidupan mereka.
"Kehidupan di sini sangat baik sepanjang kita mengikuti aturan yang berlaku. Tidak ada yang mengganggu kita. Sekolah dan layanan kesihatan semua tersedia," tutur Yunis.

Ia mengaku ragu apakah suatu  masa nanti boleh  kembali lagi ke Syria. "Syria sudah hancur sama sekali," katanya.

Yunis Al Shebli sangat menyayangkan kota tempat kelahirannya Aleppo kini telah hancur lebur.

Saat ditanya reaksinya mengenai langkah Australia yang kini memulai operasi pengeboman sasaran ISIS di wilayah Syria, Yunis Al Shebli mengatakan mereka hanya orang biasa dan tidak tahu-menahu soal politik.

"Pemerintah lebih tahu apa yang mereka lakukan. Mereka akan mengebom ISIS. Silakan saja. Mereka itulah penyebab semua masalah," katanya.
detikNews
 

No comments:

Post a Comment