21 September 2015
Ilustrasi. (Foto: AP)
SEBUAH desa di Karibian menyimpan sebuah fenomena
unik yang mengubah anak yang lahir sebagai perempuan menjadi laki-laki
setelah memasuki masa baligh. Perubahan itu bukanlah dari hasil pembedahan
atau rekayasa lain, melainkan terjadi secara alami.
Satu dari 90 anak yang lahir di Desa Salinas, Wilayah Barahona, Republik Dominika, mengalami perubahan alami dari jenis kelamin perempuan menjadi laki-laki. Anak-anak yang mengalami hal itu disebut dengan ‘guevedoces’ yang berarti tumbuh organ lelaki di usia 12 tahun.
“Saya ingat, saya biasa mengenakan gaun berwarna merah. Saya pergi ke sekolah mengenakan skirt. Saya tidak pernah berpakaian seperti perempuan,” kata Johnny, salah satu guevedoces.
Johnny yang kini berusia 24 tahun dahulu dikenal dengan nama Felicita. Dia dilahirkan di rumah, bukan di rumah sakit, sehingga jenis kelaminnya tidak diketahui ketika itu. Alat vitalnya baru tumbuh setelah menginjak usia baligh.
Fenomena ini diungkapkan oleh dr Julianne Imperato, endokrinologis atau ahli mengenai masalah hormon dari Cornell University, pada 1970. Setelah melakukan kajian lebih jauh di Salinas, dr Imperato akhirnya menyimpulkan penyebab fenomena yang dalam istilah perubatan disebut sebagai pseudohermaphrodite itu.
“Ketika dr Imperato menyiasat para guevedoces, dia menemukan bahawa penyebab mereka tidak memiliki organ genital laki-laki ketika lahir adalah kerana kekurangan enzim yang disebut 5-α-reductase,” jelas dr Michael Mosley dari BBC, sebagaimana dilansir Mirror, Isnin (21/9/2015).
Kekurangan enzim ini menghambat pembentukan hormon kelamin lelaki dihydrotestosterone sehingga menyebabkan anak laki-laki yang baru lahir terlihat seperti perempuan. Pembentukan enzim tersebut baru terjadi setelah mereka menginjak usia puber, menumbuhkan organ seksual lelaki, dan menjadikan mereka terlihat seperti lelaki.
Okezone.com
Satu dari 90 anak yang lahir di Desa Salinas, Wilayah Barahona, Republik Dominika, mengalami perubahan alami dari jenis kelamin perempuan menjadi laki-laki. Anak-anak yang mengalami hal itu disebut dengan ‘guevedoces’ yang berarti tumbuh organ lelaki di usia 12 tahun.
“Saya ingat, saya biasa mengenakan gaun berwarna merah. Saya pergi ke sekolah mengenakan skirt. Saya tidak pernah berpakaian seperti perempuan,” kata Johnny, salah satu guevedoces.
Johnny yang kini berusia 24 tahun dahulu dikenal dengan nama Felicita. Dia dilahirkan di rumah, bukan di rumah sakit, sehingga jenis kelaminnya tidak diketahui ketika itu. Alat vitalnya baru tumbuh setelah menginjak usia baligh.
Fenomena ini diungkapkan oleh dr Julianne Imperato, endokrinologis atau ahli mengenai masalah hormon dari Cornell University, pada 1970. Setelah melakukan kajian lebih jauh di Salinas, dr Imperato akhirnya menyimpulkan penyebab fenomena yang dalam istilah perubatan disebut sebagai pseudohermaphrodite itu.
“Ketika dr Imperato menyiasat para guevedoces, dia menemukan bahawa penyebab mereka tidak memiliki organ genital laki-laki ketika lahir adalah kerana kekurangan enzim yang disebut 5-α-reductase,” jelas dr Michael Mosley dari BBC, sebagaimana dilansir Mirror, Isnin (21/9/2015).
Kekurangan enzim ini menghambat pembentukan hormon kelamin lelaki dihydrotestosterone sehingga menyebabkan anak laki-laki yang baru lahir terlihat seperti perempuan. Pembentukan enzim tersebut baru terjadi setelah mereka menginjak usia puber, menumbuhkan organ seksual lelaki, dan menjadikan mereka terlihat seperti lelaki.
Okezone.com
Apokejadah la promote bomoh ekor ni.....
ReplyDelete