Friday, December 11, 2015

Lelaki Upah Pembunuh Untuk Bunuh Isterinya

11/12/15



 
ABC Plus Radio Australia - Balenga Kalala


MELBOURNE   - Seorang lelaki, Balenga Kalala  asal Melbourne dijatuhkan   hukuman penjara sembilan tahun kerana terbukti bersalah  memerintahkan penculikan dan pembunuhan isterinya yang berada di Burundi, Afrika.

Hal itu dilakukan    kerana curiga isterinya telah berselingkuh.

Kalala, yang tiba di Melbourne di tahun 2004 sebagai pengungsi, membayar sekitar $ 7.000 kepada sekelompok penculik untuk membunuh isterinya, Noela Rukundo, ketika dia menghadiri upacara pemakaman mertuanya di Burundi awal tahun 2015.

Kelompok ini menculik Rukundo menggunakan senjata api, di luar sebuah hotel di Bujumbura bulan Februari dan membawanya ke sebuah lokasi rahsia.

Mereka mengatakan kepada Rukundo bahawa suaminya yang membayar mereka untuk dibunuh, dan kerana mereka tidak mau membunuh seorang wanita dan juga mengenal saudara laki-lakinya, mereka tidak akan melakukan tindakan pembunuhan.

Mereka kemudian memberikan rakaman perbualan dengan Kalala, dan juga bukti pembayaran melalui Western Union yang dikirimkan oleh Kalala.

Ketika Rukundon sedang berada di Burundi, Kalala berada di rumah mereka di Melbourne mengasuh tiga anak dari perkawinannya dengan Rukundo dan lima anak dari isteri sebelumnya.

Kerana mengira pembunuhan sudah dilakukan, Kalala memberitahu teman-temannya bahawa isterinya meninggal dalam kecelakaan tragis di Afrika.

Masyarakat Afrika di sana kemudian berkumpul untuk memberikan bantuan moral dan kewangan.

Namun Rukundo masih hidup dan kembali ke Melbourne 22 Februari, menemui suaminya dan kemudian membuat laporan  polis.

Bulan September lalu, Kalala mengakui bersalah merancang tindakan pembunuhan.

Dalam menjatuhkan keputusan, Hakim Agung Marilyn Warren mengatakan kes ini merupakan kes melibatkan "hilangnya rasa percaya".

"Bila saja penculik Rukundo melaksanakan niat mereka, delapan anak akan kehilangan ibu mereka." katanya.

"Ini tindakan yang direncanakan, dan termotivasi oleh kemarahan, sikap dengki yang tidak bersalah, dan keinginan untuk menghukum Rukundo," katanya.

Hakim mengatakan dalam hidup ini, seorang suami harusnya melindungi isteri bukannya malah mau berbuat buruk.

Di luar mahkamah  , anak Rukundo bernama Fostin mengatakan ibunya masih hidup dalam ketakutan. Fostin juga mengatakan masih sedih dengan adanya penculikan tersebut.

"Dia bekerja untuk kami, memberi kami makan, memberi kami pakaian, dan juga melakukan hal yang sama untuk Kalala," ujarnya.

"Saya melihat wajahnya di mahkamah, namun tidak melihat adanya wajah seorang laki-laki. Kerana saya percaya seorang laki-laki tidak akan melakukan hal tersebut," kata Fostin.

Editor : Farid Assifa
Sumber: Australia Plus ABC/KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment