GANSU – Seorang guru di wilayah Li, di barat
laut Provinsi Gansu, terakam kamera telepon memukul beberapa muridnya
dengan penyapu. Tampak jelas, ia menggeplakan penyapu kepada muridnya dengan
berang. Satu per satu mereka dipermalukan di depan teman-teman
sekelasnya.
Tidak hanya memukul keras tepat di kepala, sedikitnya tiga siswa itu
juga dihujani gebukan di belakang dan kaki serta ditolak dengan kasar.
Berdasarkan laporan Mirror,
Sabtu (2/7/2016), insiden itu terjadi pada ketika diadakan kelas malam.
Beberapa siswa datang terlambat dan ketika pelajaran dimulai, mereka sama
sekali tidak memperhatikan, malah membuat ribut.
Melihat kelasnya semakin tidak terkawal, Wang Xie lantas marah dan
memanggil mereka ke depan kelas. Sambil dibariskan, mereka dihajar
habis-habisan baru kemudian dikeluarkan dari kelas. Peristiwa kekerasan
dalam kelas itu dirakam seorang murid lain dari tempat duduknya.
Rakaman itu tersebar di dunia maya sehingga memicu para orangtua
memprotes keras tindakan si guru ke pihak sekolah. Setelah diusul periksa,
ternyata dia mengajar dalam keadaan mabuk pada hari itu. Akibatnya, Wang
Xie, guru yang menghukum sadis muridnya itu, digantung tugas
Sampai berita ini dimuat, kes ini masih dalam proses penyeiasatan.
Pasalnya, pihak sekolah menjelaskan bahawa guru tersebut sudah
mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada para murid dan
orangtuanya.
Mereka yang terluka juga sudah dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa.
Pada dasarnya, pukulan itu tidak meninggalkan cedera parah. Sementara
itu, mengenai Wang yang mabuk dan kehilangan kawalan, otoriti setempat
belum boleh memberi kepastian.
Kes serupa akhir-akhir ini juga marak terjadi di Indonesia. Seorang
guru di Sidoarjo, Jawa Timur didapati bersalah hanya kerana mencubit seorang
siswanya yang bolos ikut solat berjamaah. Namun begitu, berbeda dengan
Wang Xie, Sambudi hanya bermaksud menegur. Ia juga tidak menghukum anak
itu hanya kerana didasari rasa kesal atau geram.
VIDEO
Akan tetapi, orangtua si anak yang merupakan anggota TNI tidak terima
dan menuduhnya melakukan penganiayaan. Sidang dugaan kes penganiayaan
siswa SMP itu sempat ramai kerana terdakwa mendapat dukungan moral dari
ratusan guru PGRI se-Sidoarjo. Mereka berdemo di depan PN Sidoarjo
sebelum sidang berlangsung.
No comments:
Post a Comment