Saturday, August 13, 2016

Raih Emas Pertama di Olimpiade, Negara Kecil Dapat Cuti Sehari

Sabtu, 13 Ogos 2016
 
Feroz Khalil / AFP Warga Fiji meluapkan kegembiraannya setelah dalam final rugby seven Olimpiade Rio mengalahkan GB sekaligus meraih emas pertama negera itu di kancah sukan terbesar dunia itu.

SUVA   - Hari Jumaat (12/8/2016) merupakan hari bersejarah bagi Fiji, negara kecil di Samudera Pasifik. Warga menyalakan bunga api dan menari-nari di jalan untuk menyambut hari bersejarah itu.
Ada apa gerangan? Ternyata ketika itu Fiji untuk pertama kalinya meraih pingat  emas sepanjang  penyertaannya dalam Olimpiade dan yang lebih menghebohkan, pingat pertama ini adalah pingat emas.

Pingat emas itu diperoleh Fiji dari  acara men's rugby sevens team,     di mana dalam babak final negera kecil itu mengalahkan bekas penjajahnya,  Britain.

Rugby 7 sebelah adalah varian dari sukan olahraga rugby yang hanya dimainkan tujuh orang dalam durasi tujuh minit setiap babaknya.

Sementara rugby regular melibatkan 15 orang pemain dengan durasi pertandingan di masing-masing babak selama 40 minit.

"Ini adalah hari terbesar dalam sejarah Fiji. Semua orang bergembira," kata fotografer Feroz Khali yang menyaksikan pertandingan itu melalui layar lebar di stadium nasional di ibu kota Suva.

"Sungguh gila. Orang-orang menyanyi, menangis  gembira...saya merasa sangat gembira," tambah Khalil.

PM Fiji Voreqe Bainimarama yang berada di Rio de Janeiro untuk menyaksikan pertandingan final langsung mengumumkan 22 Ogos cuti sehari,  setelah kontingen Fiji tiba kembali dari Rio, 

Dalam pesannya kepada rakyat Fiji, Bainimarama mengatakan, warga negera kecil itu yang ada di seluruh dunia merasakan kegembiraan yang sama.

"Tak pernah sebelumnya semangat kebangsaan Fiji tertumpah seperti hari ini. Tak pernah kami berdiri dengan bangga sebagai bangsa seperti saat ini," ujar Bainimarama.

Pengarah Eksekutif Persatuan Rugby Fiji, John O'Connor mengatakan, hampir semua 900,000 penduduk negera itu berkumpul di depan televisyen di 110 pulau berpenghuni untuk menyaksikan kejadian bersejarah itu.

"Semua orang sangat bersemangat. Di mana ada televisyen, pasti ada orang berkerumun. Di stadium tak kurang 2,000 orang berkumpul untuk menyaksikan pertandingan melalui layar lebar," kata O'Connor.

"Sebahagian orang pergi bekerja hari ini tetapi saya yakin mereka tak akan bekerja dengan produktif," tambah O'Connor sambil tertawa.

Ini adalah  pingat kedua yang diraih sebuah negara kecil di Pasifik, menyusul pingat perak yang diraih petinju Tonga Paea Wolfgramm.

Wolfgramm meraih perak setelah kalah di final dari petinju Wladimir Klitschko dalam Olimpiade Atlanta 1996.
 KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment