10/9/16
KATHMANDU – Seorang kanak-kanak perempuan bernama Yunika di Nepal, dianugerahi gelar sebagai dewi kerana memiliki bulu mata seperti lembu.
Pemberian gelar dewi ini sebenarnya termasuk ke dalam tradisi Hindu di Nepal. Tradisi membuat para pemeluk Hindu di sana untuk menyembah seorang kanak-kanak yang belum puber kerana dipercaya menjadi penjelmaan dewi di Hindu.
Jika terpilih, maka orangtua dari kanak-kanak itu harus meninggalkan
pekerjaannya kerana berdasarkan tradisi, kanak-kanak tidak boleh
meninggalkan rumahnya kecuali ada acara khusus. Bahkan kaki dari kanak-kanak itu tidak diperbolehkan untuk menginjak lantai.
Saat ini yang mendapatkan gelar Kumari adalah kanak-kanak bernama Yunika yang disebut titisan Dewi Patan. Ia pun disembah oleh para pemeluk Hindu di Nepal yang menghadiri festival hujan tahunan di sana. Bahkan Perdana Menteri Nepal, Pushpa Kamal Dahal, harus menundukkan kepalanya di depan Yunika.
“Ketika puteri saya terpilih sebagai Kumari, saya merasa sangat senang. Kerana Kumari sangat dihormati (sebagai) dewi hidup yang ada di Nepal,” ujar ayah dari Yunika, Ramesh Bajracharya, sebagaimana dikutip dari Mirror, Sabtu (10/9/2016).
Ibu dari Yunika, Sabita mengatakan, ia terkadang sedih melihat puterinya tidak boleh memiliki kehidupan yang normal bak anak-anak. Namun, gelar ini tidak akan diemban selamanya oleh Yunika. Pasalnya ketika sudah mencapai tahap puber, setiap kanak-kanak Kumari akan kembali ke masyarakat sebagai warga normal.
10/9/16
Pemberian gelar dewi ini sebenarnya termasuk ke dalam tradisi Hindu di Nepal. Tradisi membuat para pemeluk Hindu di sana untuk menyembah seorang kanak-kanak yang belum puber kerana dipercaya menjadi penjelmaan dewi di Hindu.
Saat ini yang mendapatkan gelar Kumari adalah kanak-kanak bernama Yunika yang disebut titisan Dewi Patan. Ia pun disembah oleh para pemeluk Hindu di Nepal yang menghadiri festival hujan tahunan di sana. Bahkan Perdana Menteri Nepal, Pushpa Kamal Dahal, harus menundukkan kepalanya di depan Yunika.
“Ketika puteri saya terpilih sebagai Kumari, saya merasa sangat senang. Kerana Kumari sangat dihormati (sebagai) dewi hidup yang ada di Nepal,” ujar ayah dari Yunika, Ramesh Bajracharya, sebagaimana dikutip dari Mirror, Sabtu (10/9/2016).
Ibu dari Yunika, Sabita mengatakan, ia terkadang sedih melihat puterinya tidak boleh memiliki kehidupan yang normal bak anak-anak. Namun, gelar ini tidak akan diemban selamanya oleh Yunika. Pasalnya ketika sudah mencapai tahap puber, setiap kanak-kanak Kumari akan kembali ke masyarakat sebagai warga normal.
10/9/16
No comments:
Post a Comment