Teriak 'Allahu Akbar' 29 Kali, Penumpang EasyJet Diturunkan

11/9/16

Pesawat EasyJet mendarat kecemasan untuk menurunkan penumpang bermasalah. (Foto: Getty)

LONDON - Tidak terima dideportasi dari GB  ke Itali , seorang pencari suaka mencari gara-gara di dalam pesawat. Pengungsi yang tidak disebutkan identitinya itu membuat panik seluruh penumpang di dalam pesawat, setelah meneriakkan seruan dalam bahasa Arab.

Diwartakan Express,  11/9/2016 , lelaki itu menyerukan “Allahu Akbar” sebanyak 29 kali, meneriakkan kata “kematian akan datang” sampai 17 kali dan “kita akan mati” sembilan kali. Dia terus merengek seperti itu selama dua jam sambil menendang-nendang dan meronta-ronta di kerusinya.

Insiden ini terjadi ketika pesawat EasyJet seri EZY5263 lepas landasan dari Lapangan Terbang Internasional Gatwick di London menuju Venice, Itali  pada 23 Ogos. Sebahagian besar penumpang menaiki pesawat itu untuk berlibur ke Negeri Piza. Mereka sontak dilanda kekhuatiran akan adanya serangan teroris akibat ulah imigran tersebut.

“Kami menyedari kejadian dalam situasi seperti ini di dalam pesawat yang sedang mengudara sangat mengganggu keselesaan penumpang lain. Untuk itu, kami meminta maaf. Bagaimana pun, keselamatan penumpang adalah prioriti kami. Tidak seharusnya kami membiarkan orang yang boleh membahayakan penumpang lain ikut dalam penerbangan ini,” terang jurucakap penerbangan EasyJet.

Pihak keselamatan lapangan terbang menerangkan, lelaki yang membuat heboh   itu diyakini adalah salah seorang imigran yang dipaksa pergi dari GB. Dua petugas keselamatan sudah dikerahkan untuk menahan pembuat onar tersebut. Pesawat EasyJet pun terpaksa mendarat darurat guna menurunkan penumpang bermasalah ini.

Dengan tangan digari, dia digiring turun oleh petugas Departemen Dalam Negeri Inggeris. Pesawat EasyJet menjelaskan, insiden ini akan jadi pelajaran berharga untuk pelayanan mereka selanjutnya.

Departemen Dalam Negeri (Home Office) Inggris adalah lembaga negara yang berwenang mengurus persoalan imigrasi, penanggulangan terorisme, pengawasan keamanan dan ketertiban. Polis dan kebijakan dadah termasuk di dalam ranahnya.

Untuk mendeportasi pengungsi, departemen ini telah menghabiskan 30 juta poundsterling  dalam setahun. Cara yang dilakukan adalah menerbangkan mereka dengan pesawat carter (menyewa dari swasta) dan melalui penerbangan komersial.