Perolehan suara Clinton dipercayai dirompak di tiga negara kecil AS

23/11/16

Hillary Clinton sedih. ©Downtrend

  Sejumlah ahli dan pakar keselamatan sistem komputer mengatakan Hillary Clinton ada kemungkinan telah dicurangi dalam pemilihan presiden Amerika Syarikat 8 November lalu. Mereka menyarankan Clinton mengajukan permohonan hitung ulang.

Menurut para ahli itu, mereka sudah mempunyai bukti bahwa perhitungan suara di tiga negara bagian, yakni Wisconsin, Michigan, Pennsylvania, kemungkinan telah direntas sehingga perolehan suara Clinton kalah dari pesaingnya, Donald Trump.

Dikutip dari majalah New York Magazine, para ahli kini mendesak Clinton untuk meminta diadakan perhitungan bebas di tiga negara bagian tadi, seperti dilansir akhbar the Daily Mail, Rabu (23/11).

Di tiga negara itu para pemilih menyalurkan suaranya melalui  dua cara, yaitu dengan kertas undi  yang kemudian dihitung melalui alat pemindai dan satu lagi dengan mesin hitung suara yang secara elektronik langsung terdata di komputer.

Para pakar mengatakan suara Clinton di Wisconsin yang diperoleh dari data elektronik komputer lebih rendah tujuh peratus dibanding dari yang dihitung melalui kertas suara yang telah dipindai.

Mereka menuturkan, penemuan itu berarti mesin hitung suara yang terhubung ke komputer itu telah direntas kerana hasil hitungan kertas undi tidak memungkinkan untuk direntas.

Menurut perhitungan para pakar,jika benar direntas maka Clinton boleh kehilangan 30 ribu suara di Wisconsin. Di negara bagian itu Clinton memang kalah dari Trump. Begitu pula yang terjadi di Michigan dan Pennsylvania.

Jika di tiga negara bagian itu digejalankan penyiasatan bebas dan Clinton ternyata menang maka seharusnya dia yang menjadi presiden AS terpilih, bukan Donald Trump.

Sejauh ini memang belum ada bukti langsung yang menyatakan perhitungan suara telah direntas dan tidak ada nama suspek pelaku yang diajukan. Meski begitu, Rusia pernah dituduh oleh Parti Demokrat sebagai pihak yang merentas surat elektronik Konvensi Nasional Demokrat yang digelar sebelum pemilihan 8 November.

Sumber:Merdeka.com