9/12/16
9 Desember 2016
Merdeka.com - Richard Lee merupakan pria
keturunan Asia yang menetap di Selandia Baru. Saat hendak memperbarui
foto paspor untuk memperpanjang masa berlaku, fotonya ditolak oleh
perangkat lunak.
Rupanya sistem pengenalan wajah pada perangkat lunak tersebut
mengklaim bahwa matanya tertutup. Padahal Lee sudah membuka matanya
lebar-lebar.
"Foto yang ingin Anda unggah tidak memenuhi kriteria kami karena
subjek mata tertutup," begitu pesan yang tertera pada perangkat lunak
tersebut, seperti dilansir dari laman Shanghaiist, Kamis (8/12).
Lee yang memang memiliki mata sipit, terus mengulang kiriman foto
sampai akhirnya diterima. Menurut keterangan petugas berwenang,
pencahayaan yang tidak merata di wajah telah menyebabkan foto ditolak.
Meski begitu Lee tidak merasa jengkel atas kejadian tersebut.
"Tidak ada perasaan dendam yang saya rasakan. Saya memang memiliki
mata yang sangat kecil dan teknologi pengenalan baru saat ini memang
relatif canggih," papar Lee.
"Perangkat lunak itu hanya robot, saya tidak merasa jengkel sama
sekali. Pada akhirnya saya tetap punya paspor baru," sambungnya.
Tetapi, untuk berjaga-jaga kalau nanti menemui masalah yang sama, Lee
sudah siap dengan foto terbaru yang menunjukkan mata besarnya. Dia
memperbesar matanya di foto dengan menggunakan aplikasi.
Foto pria New Zealand ditolak sistem pembuat pasport 2016 Merdeka.com
No comments:
Post a Comment