Tuesday, December 27, 2016

Ibu Usir Anak kerana Tak Hantar Kad Natal

27/12/16

Ilustrasi. Ibu kecewa pada putranya karena tidak diberi kartu Natal. (Foto: Getty Images)
Ilustrasi  (Foto: Getty Images)

ORANGTUA boleh kecewa dan marah kerananya. Akan tetapi, bagaimana jadinya jika seorang ibu mengusir putranya lantaran tak diberi kad Natal tahun ini? 

Faktanya kisah tersebut benar terjadi dan beredar di Mumsnet, forum daring yang menceritakan kisah para orangtua untuk berbagi dengan sesama orangtua. Tidak diketahui dari negara mana kisah ini berasal, yang pasti baru saja terjadi pada Ahad 25 Desember 2016.

Pemilik akaun user1482716073 menceritakan bagaimana perayaan Natal di rumahnya berlangsung. Perempuan yang diyakini sudah berusia lanjut tersebut menghabiskan hari itu dengan berkumpul bersama-sama anak-anak dan cucu-cucunya. 

“Kami bertukar hadiah dan saya mengangkat isu kad Natal,” ujarnya, seperti disunting Daily Mail, Selasa (27/12/2016).
Putranya mengaku tak dapat memberikan ibunya kad Natal tahun ini. Sebab dia memanfaatkan momen Natal tahun ini untuk pergi beramal dan mendermakan wangnya kepada badan amal yang memerlukan. 

“Saya katakan betapa saya sangat sedih dan kecewa kerana tidak mendapatkan kad Natal darinya. Dia sudah menjelaskan alasannya, tetapi saya tetap tidak senang. Kerana saya sangat mengharapkan selalu mendapat kad Natal dari anak-anak saya. Lebih baik diberi kad ucapan Natal yang bagus daripada bingkisan,” sambungnya.

Gara-gara itu, si anak menyingkir ke bangku di teras belakang rumah. Ibu yang melihat putranya itu menyendiri berfikir, dia hanya merajuk. Jadi dia mencuba mendekati anaknya sekali lagi dan menyatakan kekecewaannya.
Entah bagaimana, diskusi empat mata itu berubah perang besar. Pertengkaran tak dapat dihindarkan dan si anak sampai hati berucap kasar kepada ibunya. 

Jelas perempuan itu marah, dan meminta hadiahnya dikembalikan. Lalu mengusir putranya secara tidak hormat kerana merasa sangat direndahkan.
“Semua kerana dia tidak membelikan saya sekeping kad Natal. Saya rasa kemarahan ini bukannya tanpa alasan, dia juga tidak seharusnya merajuk. Menarik untuk mengetahui bagaimana pendapat kalian,” demikian si penulis membela dirinya. 

Alih-alih mendapat sokongan moril, warganet justru geram dengan perbuatannya. Kebanyakan menilai, dia terlalu membesar-besarkan masalah. Beberapa ada yang menuntut dia untuk segera minta maaf pada putranya.

No comments:

Post a Comment