Sunday, December 18, 2016

Video-Kanak-kanak Aleppo Dibedah Tanpa Dibius, Jurnalis Turki Menangis terisak-isak

18/12/16

 
AFP Sejumlah warga mengungsi dari kawasan yang dikuasai pemberontak di Aleppo timur menuju tempat yang sudah direbut kembali oleh pasukan pemerintah Syria, Selasa (13/12/2016).

ANKARA  - Bencana kemanusiaan yang terjadi di Aleppo, Syria memang sangat mengerikan dan menyedihkan, terutama ketika anak-anak yang menjadi korban.

Hal inilah yang membuat seorang jurnalis dan pembaca berita Turki, Turgay Guler tak mampu menahan tangis ketika melaporkan kisah sedih dari Syria itu.

Seperti biasa Guler menjalankan tugasnya sebagai pembawa berita di stesyen televisyen Ulke TV.

Awalnya Guler menjalankan tugasnya dengan lancar hingga masuk ke berita konflik bersenjata Syria khususnya di kota Aleppo.

Dalam video yang ditayangkan sebagai ilustrasi berita, terlihat seorang anak kecil yang terpaksa menjalani pembedahan tanpa anestesi atau dibius.

Kondisi mengharukan itu membuat Guler tak kuasa menahan air matanya. Guler hanya boleh memegang kepala dengan kedua tangannya sambil berusaha untuk terus membacakan berita.

Kondisi buruk yang menimpa anak-anak Aleppo itu memang bukan hal aneh di kota yang hancur akibat perang saudara tersebut.

Pada November lalu, harian The Independent mengungkap bahwa bayi-bayi prematur dipindahkan dari inkubator setelah serangan udara menghancurkan sejumlah rumah sakit.

Sementara itu, organisasi Doktor Tanpa Batas (MSF) mengatakan, lebih dari 30 rumah sakit di wilayah timur Aleppo diserang sejak Julai lalu.

Selain itu, akibat pengepungan, persediaan ubat-ubatan menipis dan tanpa kemungkinan mendapatkan bantuan baru dari luar kota.

PBB mengecam keras aksi pasukan pemerintah Syria dan Rusia yang melarang bantuan ubat-ubatan masuk ke wilayah timur Aleppo.

Beruntung, setelah kesepakatan gencatan senjata disepakati, sebanyak 8,000 orang, termasuk 2,700 anak-anak, diizinkan meninggalkan sisi kota yang terkepung itu.

Sayangnya, evakuasi penduduk awam ini terhambat setelah pada Jumaat (16/12/2016), negosiasi antara Turki dan Rusia gagal mencapai kata sepakat.

Situasi ini langsung memicu kekerasan di lapangan dengan laporan milisi pro-pemerintah menembak  siapa saja yang mencuba meninggalkan kota.

Beruntung, kesepakatan baru dicapai, sehingga ribuan penduduk dapat dipindah ke wilayah sekitar Aleppo yang lebih selamat.

Operasi evakuasi ini juga memungkinkan mereka yang terluka dipindakan dari kota-kota yang diduduki pemberontak seperti Foua dan Kefraya di provinsi Idlib serta dua kota dekat perbatasan Lebanon, Madaya dan Zabadani.
  Sumber:  Youtube/ KOMPAS.com

No comments:

Post a Comment