20/3/17

-
Presiden Irak Saddam Hussein, tengah, memimpin mesyuarat gabungan Dewan
Komando Revolusi dan komando regional Parti Baath yang berkuasa pada 31
Oktober 1998.
NEW DELHI - Sudah lebih dari 10 tahun mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein, dibunuh setelah digulingkan tetapi sosoknya masih tetap hidup, setidaknya bagi seorang warga India.
Saddam Hussain, lelaki lulusan sebuah sekolah teknologi kelautan, tidak
menyalahkan datuknya yang memberinya nama mirip dengan pemimpin Irak itu ketika dia lahir 25 tahun lalu.
Namun setelah sekitar 40 lamaran kerjanya ditolak, dia menyimpulkan
banyak perusahaan tidak mau merekrutnya kerana dia menyandang nama
Saddam Hussain, sedikit berbeda dari nama sang pemimpin, Saddam Hussein.
Dia lalu minta mahkamah agar namanya diubah menjadi Sajid Hussain.
Namun birokrasi yang lambat menuntaskan perubahan nama itu sehingga
hingga kini dia belum mendapatkan pekerjaan.
Nama Saddam Hussain tampaknya tidak akan lewat begitu saja tanpa
perhatian, entah itu membuat alis sedikit terangkat, memancing senyum
kecil, hingga ditolak mendapat kerja.
Usaha ganti nama
Dua tahun setelah tamat dari Universiti Nurul Islam di negara
Tamil Nadu, India, lelaki asal Jamshedpur ini mulai merasa tertekan.
Nilainya di universiti tergolong bagus dan teman-teman seangkatan
sudah mendapat pekerjaan namun perusahaan-perusahaan perkapalan terus
menolak Saddam Hussain.
"Orang takut memberi saya kerja," kata Saddam kepada harian Hindustan Times.
Dia mengatakan perusahaan-perusahaan itu bimbang masalah yang muncul jika berurusan dengan pihak imigresen internasional.
Saddam tidak menghadapi kesukaran besar dengan nama barunya untuk
mendapatkan surat izin memandu, pasport, dan urusan-urusan administrasi
lain.
Namun untuk lamaran kerja dia masih menghadapi masalah kerana tidak
boleh membuktikan, apalagi dengan nama barunya, Sajid, dia memang lulus
dari universiti seperti yang dia sebutkan.
Dan untuk menjelaskan duduk masalahnya, Saddam alias Sajid memerlukan waktu yang lama.
Sidang mahkamah baru akan digelar lagi pada 5 Mei mendatang untuk
meminta pihak bertanggung jawab menukar namanya di sekolah menengah sehingga
boleh disusul dengan ijazah universiti.
Sumber: KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment