KOMPAS.com/ EDI JUNAEDI
Gambar hiasan
SHANGHAI - Seorang lelaki dijatuhkan hukuman mati oleh Mahkamah Kota Shanghai, China, Khamis (23/8/2018) kerana membunuh dan menyimpan jenazah isterinya di dalam "freezer" selama tiga bulan.
Setelah membunuh sang isteri, Zhu Xiaodong kemudian menggunakan akaun media sosial isterinya untuk berhubungan dengan keluarganya setiap hari sebelum menyerahkan diri kepada polis .
Mahkamah Shanghai pada November tahun lalu menyatakan Zhu bersalah membunuh
isterinya, Yang Liping dengan cara dicekik pada Oktober 2016.
Pembunuhan ini merupakan puncak dari sederet pertengkaran akibat berbagai masalah remeh.
Jaksa mengatakan, meski Zhu mengakui perbuatannya setelah menyerahkan diri kepada polis pada Januari tahun lalu, hal tersebut tak mengurangi kejahatannya.
Jaksa mengatakan, Zhu sama sekali tidak terlihat menyesal telah melakukan pembunuhan dan menggunakan wang isterinya untuk bepergian serta berkencan dengan beberapa perempuan setelah kematian sang isteri.
Seorang tetangga Zhu, wanita yang hanya disebut bermarga Lu,
mengatakan dalam sidang mengaku tak percaya lelaki tersebut tega membunuh
isterinya.
Sebab, lanjut Lu, dia mengenak Zhu sebagai sosok bersahabat yang selalu membantu siapa saja yang sedang memerlukan.
Lu menambahkan, Zhu dan isterinya juga tak terlalu banyak bicara dan berkomunikasi dengan para tetangga.
Ketua komite setempat, seorang lelaki bernama Tao kepada media setempat mengatakan, dia ingat Zhu mengajak anjingnya jalan-jalan di hari dia membunuh sang isteri.
Pada awal 2017, Zhu menyerahkan diri kepada polis tepat di hari ulang tahun ayahnya dan mengakui seluruh perbuatannya.
Keluarga Yang Liping mengaku amat lega setelah mendengarkan keputusan mahkamah untuk Zhu.
"Kami tak dapat katakan betapa kami bahagia, tetapi kami merasa lega. Isteri saya amat lega, selama ini dia memendam perasaannya," kata Yang Ganlian, ayah korban.
Keputusan mahkamah ini belum muktamat. Kini Zhu memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan rayuan terhadap hukumannya.
Setelah membunuh sang isteri, Zhu Xiaodong kemudian menggunakan akaun media sosial isterinya untuk berhubungan dengan keluarganya setiap hari sebelum menyerahkan diri kepada polis .
Pembunuhan ini merupakan puncak dari sederet pertengkaran akibat berbagai masalah remeh.
Jaksa mengatakan, meski Zhu mengakui perbuatannya setelah menyerahkan diri kepada polis pada Januari tahun lalu, hal tersebut tak mengurangi kejahatannya.
Jaksa mengatakan, Zhu sama sekali tidak terlihat menyesal telah melakukan pembunuhan dan menggunakan wang isterinya untuk bepergian serta berkencan dengan beberapa perempuan setelah kematian sang isteri.
Sebab, lanjut Lu, dia mengenak Zhu sebagai sosok bersahabat yang selalu membantu siapa saja yang sedang memerlukan.
Lu menambahkan, Zhu dan isterinya juga tak terlalu banyak bicara dan berkomunikasi dengan para tetangga.
Ketua komite setempat, seorang lelaki bernama Tao kepada media setempat mengatakan, dia ingat Zhu mengajak anjingnya jalan-jalan di hari dia membunuh sang isteri.
Pada awal 2017, Zhu menyerahkan diri kepada polis tepat di hari ulang tahun ayahnya dan mengakui seluruh perbuatannya.
Keluarga Yang Liping mengaku amat lega setelah mendengarkan keputusan mahkamah untuk Zhu.
"Kami tak dapat katakan betapa kami bahagia, tetapi kami merasa lega. Isteri saya amat lega, selama ini dia memendam perasaannya," kata Yang Ganlian, ayah korban.
Keputusan mahkamah ini belum muktamat. Kini Zhu memiliki waktu 10 hari untuk mengajukan rayuan terhadap hukumannya.
Tribunnews
No comments:
Post a Comment