Fortesque : Rooney berusia lima tahun ketika ayahnya meninggal disambar petir di Fortesque, New Jersey, AS, ketika memancing di sungai. Setelah dewasa, dia meyakini ungkapan lama yang menyatakan bahawa petir tidak pernah menyerang dua kali. Benarkah demikian? Ternyata tidak.
Rooney,54, berada di sebuah tempat dalam kegiatan piknik keluarga di alam terbuka hijau. Setelah menikmati hidangan barbi-Q, Rooney meninggalkan keluarganya sejenak untuk menikmati cerutu.
Udara mendung dan dentuman guruh membuat ciut isteri Rooney yang memperingatkan suaminya untuk tidak berada di tempat terbuka. Pasalnya, dia teringat kisah tragis mertuanya yang maut disambar petir.
Peringatan itu tidak digubris, malah Rooney dengan entengnya berpesan: ´jangan takut dengan petir, karena tidak akan menyambar dua kali.´
Tak lama berselang kilat pun menyambar dan menghempaskan Rooney. Sepupu Rooney, yang berada tak jauh darinya ikut terhempas. Mereka pun bergegas mencuba menyelamatkan Rooney namun lima hari kemudian meninggal dunia.
Sang sepupu, Scott Digeralamo selamat dan hanya mengalami luka ringan akibat sambaran petir.
Peristiwa tragis itu mendorong puterinya yang bersekolah di St Joseph, namanya tidak disebutkan di laman dailytelegraph.com.au, berupaya mendorong pihak sekolah memberi nama lintasan atletik di sekolahnya dengan nama keluarga mendiang datuk dan ayahnya. primaironline.com, 18 Julai
No comments:
Post a Comment