Thursday, July 28, 2011

Desa Zisiqiao Dihuni 3 Juta Ular

28 Julai
BEIJING- Zisiqiao adalah sebuah desa yang kecil. Desa yang terletak di Zhejiang, China, itu hanya dihuni oleh 160 keluarga. Yang istimewa, semua keluarga adalah penternak ular. Bila dijumlah, dalam setahun desa ini menghasilkan lebih dari 3 juta ekor ular.

Setiap rumah di desa ini dihuni ribuan ular paling berbahaya, seperti kobra, viper, dan piton. Ular-ular itu diternakkan untuk keperluan pengubatan dan makanan.

Bagi warga desa Zisiqiao, ular telah memberi mereka jutaan dollar AS. Sementara bila hanya mengusahakan tanah pertanian, mereka akan tetap miskin.

"Sebagai desa ular nombor satu di China, tidak mungkin bagi kami hanya mengembangbiakkan satu jenis ular. Kami sudah mengkaji berbagai jenis ular dan kaedah budidayanya," jelas Yang Hongchang.

Dialah yang pertama kali memperkenalkan pengembangbiakan ular di desa itu pada 1985.

"Metode budidaya kami yang asli sudah disetujui dan diakui pemerintah. Mereka memandang kami sebagai sebuah koperasi dalam keluarga petani," tambah lelaki 60 tahun itu.

Dalam tiga tahun pertama usahanya ini, Yang menangkap ular-ular tempatan ,kemudian menjualnya kepada pedagang haiwan. Dia kemudian memutuskan untuk memelihara sendiri ular-ular itu di rumah. Menurutnya, itu lebih baik berbanding berburu ular. Langkah itu kemudian diikuti tetangganya.

Di China, ular dikenal sebagai salah satu bahan ubat. Bisa ular maupun sup dagingnya diyakini mampu meningkatkan daya tahan tubuh.

Cara budidaya ular yang asli sebenarnya sederhana, yakni dengan mempertemukan ular jantan dan betina. Namun, dengan penelitian, cara budidaya pun semakin bagus karena petani menjadi lebih tahu cara memilih ular betina yang bagus, memberi makan, dan cara menginkubasi telur-telur sehingga angka kelangsungan hidup pun bertambah.

Yang Hongchang kini memiliki perusahaan peternakan ular yang menghasilkan produk sendiri. Penyelidikan dan pengembangan produk pun terus dilakukannya. Misalnya, kini dia memproduksi daging ular kering, arak ular, hingga tepung ular.
Vivanews

No comments:

Post a Comment