TRENGGALEK— Unit Pengaduan dan Perlindungan Anak (UPPA), Polres Trenggalek, Jawa Timur, Khamis 14 Julai petang , memeriksa secara intensif seorang bapak yang dipercayai telah memperkosa anak tirinya hingga hamil lima bulan.
Pelaku dikenali sebagai Suratno, 42 warga Dusun Pelem, Desa Sumberbening, Kecamatan Dongko, sedangkan mangsanya hanya dikenali sebagai Nu, pelajar kelas VII di salah satu SMP negeri setempat.
Kasat Reskrim Polres Trenggalek AKP Saiful Rohman mengatakan, pihaknya menerima laporan dari pihak keluarga, kemudian polis terus melakukan pemeriksaan terhadap mangsa di RSUD dr Soedomo, Trenggalek.
"Kalau melihat hasil visumnya, korbannya memang positif sudah hamil sekitar 5.5 bulan. Tapi apakah itu sebagai akibat perbuatan pelaku, kami masih akan lakukan penyelidikan," ujarnya.
Ia tak menjelaskan secara terperinci hasil pemeriksaan polis mengenai dugaan perkosaan seperti laporan yang dibuat mangsa Nu bersama ibunya.
Namun, Saiful memberi isyarat bahawa ada dugaan persetubuhan antara bapak tiri dan anak tiri itu telah dilakukan berkali-kali.
"Apa pun latar belakangnya (diperkosa atau tidak), persetubuhan itu sudah melanggar hukum karena mangsa masih anak-anak. Dia (pelaku) akan kami jerat dengan pasal berlapis, terutama menggunakan Undang-Undang Perlindungan Anak," tandasnya.
Saiful menambahkan, ibu kandung mangsa baru sedar bahawa anaknya hamil ketika mengetahui ada perubahan fizikal pada diri Nu, apalagi ketika tahu perut anaknya mulai membesar.
Khabar kehamilan Nu yang dipercayai dilakukan oleh ayah tirinya itu kemudian tersebar ke lingkungan sekitar rumah mereka. Aib itu pun berubah menjadi bahan percakapan warga sehingga membuat keluarga Nu gerah dan kemudian melaporkan Suratno kepada
polis (Polsek Dongko).
polis (Polsek Dongko).
Ketika dikonfirmasi mengenai tindakan tercela yang dilakukannya terhadap anak tiri, Suratno berdalih aksi bejatnya itu dilakukan lantaran ingin punya keturunan.
Apalagi, isteri sahnya sampai sekarang belum boleh memberikan keturunan seperti yang dia harapkan, padahal mereka sudah menikah bertahun-tahun. "Saya tahu semuanya memang salah. Tapi bagaimana lagi, semuanya sudah telanjur terjadi," kata Suratno pasrah.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, tertuduh kini dijerat Pasal 81 ayat 2 Sub-Pasal 81 Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman penjara maksimal 10 tahun.
KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment