Monday, August 22, 2011
Perkahwinan Lesbian di Taiwan Bagi 80 Pasang Pengantin
TAIPEI – Seramai 80 pasangan lesbian melaksanakan perkahwinan dalam perkahwinan lesbian terbesar di Taiwan, pada (21/8).
Penyelenggara acara ini berharap kegiatan pernikahan beramai-ramai ini akan mendorong pemerintah negeri pulau itu menghalalkan perkawinan sejenis.
“Saya berharap pemerintah Taiwan segera melegalkan pernikahan sesama jenis kelamin,” kata salah satu peserta, Celine Chen, 32, seorang penata gaya, sebagaimana disiarkan BBCNews.
Celine dan pasangannya berencana berbulan madu di New York setelah mereka resmi menikah.
Dan meskipun pernikahan sesama jenis tidak dibenarkan secara hukum di Taiwan namun acara itu berjalan lancar tanpa adanya protes warga atau intervensi polis .
Sebahagian besar pasangan, mengenakan gaun berwarna putih dan penutup wajah dalam tema pesta “Pernikahan Barbie dan Barbie” itu.
Acara yang dihelat di pusat kota Taipei itu menarik perhatian setidaknya 1,000 pengunjung selain keluarga dan teman-teman para pasangan pengantin.
Para pasangan saling berciuman, berpelukan dan berfoto bersama setelah menerima sijil nikah pernikahan dari penyelenggara acara.
Sertifikat itu berisi sebuah pernyataan para mempelai kini telah disatukan dalam sebuah “perkawinan suci”.
Puncak acara itu adalah saat-saat para pasangan saling memasangkan cincin dan mengucapkan “Saya terima” yang diikuti tepuk tangan para hadirin.
Namun, sebahagian pasangan menyedari bahawa pernikahan itu sebenarnya sama sekali tidak diakui.
“Pesta pernikahannya menyenangkan namun ini sama sekali tidak nyata,” kata Coral Huang yang sudah hidup bersama pasangannya selama delapan tahun.
“Mendapatkan sertifikat pernikahan yang asli sangat bererti bagi kami, kerana itu bererti kami diakui dan diterima,” tambah Coral.
MAKIN TERBUKA
Menurut BBCNews, Taiwan kini semakin terbuka memandang populasi homoseksual di negeri pulau itu. Dan, aktivis gay Taiwan mengatakan tahun lalu negeri itu menjadi tuan rumah parade gay terbesar di Asia yang diikuti sekitar 30,000 peserta.
Dalam sebuah jejak pendapat yang diadakan pada 2008 oleh Program Survey Sosial Internasional, 17.5% warga Taiwan menganggap menjadi gay sama sekali tidak salah.
Namun, 32.3% warga masih menganggap menjadi gay adalah salah. Angka ini lebih rendah dibanding di Amerika Syarikat namun sedikit lebih tinggi dibandingkan di Jepun atau Filipina.
Pada 2003 lalu, pemerintah Taiwan merancang sebuah undang-undang kontroversial yang akan membenar kan pernikahan sejenis dan mengizinkan pasangan homoseksual mengambil anak angkat.
Ini adalah rancangan undang-undang soal hak-hak kelompok homoseksual pertama di Asia.
Tetapi, Presiden Ma Ying-jeou mengatakan diperlukan konsensus publik sebelum pemerintah boleh meningkatkan rancangan itu sebagai satu undang-undang. (bbc/dms)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment