Jumaat, 23 November 2012
Foto : Ahmed al-Jaabari (reuters)
GAZA - Putera dari anak Pemimpin Sayap Tentera Hamas Ahmed al-Jaabari berniat untuk membalas dendam atas
kematian ayahnya. Jaabari maut dalam serangan udara yang dilancarkan
Israel.
"Ini merupakan kekalahan yang besar. Dia (Jaabari) adalah seorang yang sangat penting bagi Hamas dan Islam, bukan hanya Palestin ," ujar Muemin al-Jaabari, seperti dikutip Channel 2 News, Jumaat (23/11/2012).
Muemin Jaabari mengaku, dirinya sangat jarang menghabiskan waktu dengan ayahnya. Pada ketika itu, Muemin baru saja menunaikan ibadah haji di Makkah dan mereka tidak dapat berjumpa dalam beberapa minggu.
Sosok Jaabari digambarkan oleh puteranya bak seorang yang sang berhati-hati dalam mengambil keputusan. Menurut Muemin, kematian ayahnya adalah takdir. Muemin pun ikut serta dalam dialog gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
"Kami menyambut perjanjian ini, namun ini bukanlah keputusan kami. Ini dibuat oleh para pemimpin kami," tegasnya.
Selama ini, kematian Jaabari disambut gembira oleh Negeri Yahudi. Hal itu disebabkan Jaabari dianggap sebagai teroris yang amat sangat berbahaya bagi Israel. Duta Besar Israel untuk Bangsa-Bangsa Bersatu(PBB) Ron Prosor mendeskripsikan komandan militer itu bak seorang pembantai warga Israel.
Jaabari mati ketika kereta yang dipandunya dibom oleh serangan udara Israel. Hamas begitu marah dengan tragedi matinya Jaabari. Pada saat itu, Hamas menegaskan, kematian Jaabari sama saja membuka pintu gerbang neraka untuk Israel.
Usai Jaabari meninggal, eskalasi peperangan antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza makin memuncak. Di saat roket itu ditembakkan ke Israel, Israel pun memanfaatkan sistem pertahanan Iron Dome.(AUL)okezone.com
"Ini merupakan kekalahan yang besar. Dia (Jaabari) adalah seorang yang sangat penting bagi Hamas dan Islam, bukan hanya Palestin ," ujar Muemin al-Jaabari, seperti dikutip Channel 2 News, Jumaat (23/11/2012).
Muemin Jaabari mengaku, dirinya sangat jarang menghabiskan waktu dengan ayahnya. Pada ketika itu, Muemin baru saja menunaikan ibadah haji di Makkah dan mereka tidak dapat berjumpa dalam beberapa minggu.
Sosok Jaabari digambarkan oleh puteranya bak seorang yang sang berhati-hati dalam mengambil keputusan. Menurut Muemin, kematian ayahnya adalah takdir. Muemin pun ikut serta dalam dialog gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
"Kami menyambut perjanjian ini, namun ini bukanlah keputusan kami. Ini dibuat oleh para pemimpin kami," tegasnya.
Selama ini, kematian Jaabari disambut gembira oleh Negeri Yahudi. Hal itu disebabkan Jaabari dianggap sebagai teroris yang amat sangat berbahaya bagi Israel. Duta Besar Israel untuk Bangsa-Bangsa Bersatu(PBB) Ron Prosor mendeskripsikan komandan militer itu bak seorang pembantai warga Israel.
Jaabari mati ketika kereta yang dipandunya dibom oleh serangan udara Israel. Hamas begitu marah dengan tragedi matinya Jaabari. Pada saat itu, Hamas menegaskan, kematian Jaabari sama saja membuka pintu gerbang neraka untuk Israel.
Usai Jaabari meninggal, eskalasi peperangan antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza makin memuncak. Di saat roket itu ditembakkan ke Israel, Israel pun memanfaatkan sistem pertahanan Iron Dome.(AUL)okezone.com
No comments:
Post a Comment