Tuesday, June 24, 2014

Kisah Mengiris Hati Keluarga Nenek Ini, Tak Punya Apa-Apa, Terpaksa Makan Bangkai Ayam Untuk Hidup


  Foto: copyright Merdeka.com

Tinggal berempat dengan anak-anaknya, nenek Ginem  terpaksa hidup dalam sepetak rumah berukuran 3x6meter. Rumah ini mungkin tidak sesuai disebut rumah secara amnya, kerana hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa sekat ruangan.

Rumah ini hanya berdinding buluh dan beralaskan tanah. Di sini lah mereka berempat tinggal, tidur, dan makan.
"Jadi tidak ada kamar. Sedih sekali. Tempat tidur, dapur, campur jadi satu sama tempat sampah. Kayu-kayu dapur juga di dalam jadi satu. Gedek rumahnya triplek," kata Ketua Bidang Sosial Dinsos Kabupaten Nganjuk, Lit Herliana, ketika dihubungi merdeka.com
 
Nenek Ginem mulanya memiliki 7 orang anak. Namun, dua orang anak sudah meninggal dunia, sedangkan dua orang lainnya merantau ke Surabaya. Tiga anak bakinya, Sadinah (60), Suparman (40) dan Suparti (35), tinggal bersama dia.

Keadaan ketiga anaknya ini sangat menyedihkan. Kedua anaknya, Sadinah dan Suparman mengalami gangguan mental. Sedangkan si bungsu Suparti sebenarnya masih dapat diajak berbicara, namun Suparti pernah menjadi mangsa langgar lari    dan kini menjadi lumpuh.
 
  Foto: copyright Merdeka.com

Kehidupan keluarga nenek Ginem sangat menyedihkan. Memang sangat menyedihkan. Untuk dapat makan setiap hari, keluarga ini merasa sangat sukar. Mereka harus meminta belas kasihan dari jiran tetangga mereka. Dan, bila keadaan benar-benar sukar, salah seorang anaknya akan mencari bangkai ayam di tepi sungai untuk dimasak dan dimakan bersama-sama.

Menurut salah seorang jiran mereka, Tumini, warga di sekitar rumahnya berikan beras untuk membantu keluarga ini.
"Kalau hampir raya , dia (Ginem) juga mendapat pemberian zakat fitrah yang banyak. Kalau sedang tidak ada apa-apa, ya meminta ke jiran tetangga," kata Tumini.
 Vemale.com /merdeka.com

No comments:

Post a Comment