Tuesday, July 1, 2014

Dalam Setahun 600,000 Pekerja di China Meninggal Akibat Letih Berlebihan


Senin, 30 Juni 2014 | 16:57 WIB
 
news.com.au 
 Sebuah media China menyebut setiap tahun 600,000 orang pekerja meninggal dunia akibat terlalu lama lembur.

BEIJING, KOMPAS.com - China nampaknya sedang menghadapi epidemi "kerja keras berlebihan" sehingga kini di China bahkan muncul istilah untuk menyebut mereka yang meninggal dunia kerana bekerja terlalu kuat , guolaosi.

Kes guolaosi terakhir melibatkan seorang pegawai senior Komisi Regulator Perbankan China, Li Jianhua yang  mati akibat "bekerja terlalu lama" pada April. Li Jianhua (48), jatuh di kediamannya dan meninggal dunia tak lama kemudian setelah letih bekerja  semalaman untuk menyelesaikan pekerjaannya.

Kolega Li, kepada Bloomberg mengatakan,  lelaki itu kerap bekerja hingga tengah malam bahkan hingga pagi. Li juga berkeliling ke 10 pwilayah China dan bertemu dengan 68 perusahaan pengelola kewangan dalam separuh kedua tahun lalu.

Kematian Li menjadi kes terbaru dalam serangkaian kes serupa yang mengundang perhatian media massa negeri tersebut. Kes lain menimpa Jie Pan (25) seorang auditor dari kantor akauntan publik Pricewaterhouse Cooper yang meninggal dunia akibat meningitis pada 2011.

Meski tak terdapat bukti jelas antara penyakit ini, kematian dan kerja berlebihan , namun perempuan muda itu kerap mengunggah rasa lelahnya melalui  media sosial. "Ketika ada waktu beristirahat, demam datang," kata Pan dalam salah satu kicauannya di media sosial.

Seorang rakan kerja Jie Pan mengaku, para pegawai diberi pekerjaan yang tak mungkin diselesaikan tanpa kerja lembur.

Pekerja muda lain Gabriel Li (24), karyawan Ogilvy Public Relations Worldwide, meninggal dunia tahun lalu akibat serangan jantung dan ambruk di meja kerjanya. Namun, perusahaan periklanan itu membantah Gabriel meninggal dunia akibat terlalu lama kerja lembur.

Berdasarkan harian The China Youth Daily, setiap tahun 600.000 warga China meninggal dunia akibat "terlalu lelah bekerja". Kerja berlebihan itu biasanya menyebabkan serangan jantung dan stroke akibat tekanan kerja serta stres.

Sementara Radio China International menyebut pada April lalu sebanyak 1.600 orang meninggal dunia akibat berbagai penyakit yang terkait "kerja berlebihan".

Situasi serupa pernah menimpa Jepang pada 1980-an, yang dalam bahasa setempat disebut karoshi. Dan bulan ini, parlemen Jepang mengesahkan undang-undang untuk mencegah karoshi atau tewas akibat kelebihan beban kerja.

Dalam undang-undang ini diatur bantuan pemerintah untuk perusahaan-perusahaan swasta dan layanan konsultasi untuk para karyawan.
Editor : Ervan Hardoko
Sumber: news.com.au

No comments:

Post a Comment